Sport

Sejumlah Kapanewon di Sleman Masuki Musim Kemarau

×

Sejumlah Kapanewon di Sleman Masuki Musim Kemarau

Sebarkan artikel ini



Cerp-lechapus.net, SLEMAN—Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY mencatat awal musim kemarau di Sleman terbagi menjadi dua gelombang. Namun secara keseluruan pada Mei ini seluruh wilayah sudah masuk awal kemarau.

Kepala Stasiun Klimatologi DIY, Reni Kraningtyas mengatakan, saat ini sudah memasuki awal musim kemarau. Hal tersebut terlihat dari tingkat curah hujan yang terus mengalami penurunan intensitasnya.

“Hampir seluruh wilayah DIY memasuki awal kemarau Mei ini, tapi utuk waktunya terbagi dalam beberapa gelombang,” kata Reni saat dihubungi, Selasa (14/5/2024).

BACA JUGA: Kemarau Basah, BPBD DIY Minta Warga Bikin Sumur Resapan

Dia mencontohkan, di wilayah Sleman, awal kemarau terbagi dalam dua gelombang. Untuk Kapanewon seperti Minggir, Seyegan, Moyudan, Godean, Gamping, Mlati, Ngaglik, Depok, Berbah, Prambanan, Ngemplak dan Kalasan di dasarian pertama Mei sudah masuk kemarau.

Hal ini ditandai dengan intensitas hujan yang turun dibawah 50 milimeter. “Dasarian adalah perhitungan untuk sepuluh hari. Jadi dasarian pertama ini antara tanggal 1 hingga 10,” katanya.

Meski demikian, untuk wilayah di Sleman utara seperti Kapanewon Cangkringan, Turi, Tempel, Pakem dan Sleman di dasarian pertama masih di akhir musim hujan. Di lima kapanewon ini, baru memasuki musim kemarau di dasarian ketiga atau akhir Mei mendatang.

“Untuk wilayah DIY yang benar-benar telah memasuki musim kemarau di dasarian pertama Mei adalah Kota Jogja dan Bantul. Sedangkan untuk Sleman, Kulonprogo dan Gunungkidul ada beberapa kapanewon yang masuk kemarau baru di akhir Mei,” katanya.

BACA JUGA: Awal Musim Kemarau di DIY Terjadi pada Mei Mendatang, Begini Penjelasan Lengkapnya

Salah seorang warga Donoharjo, Ngemplak, Darno mengatakan, di wilayahnya sudah beberapa hari tidak terjadi hujan. Ia menyakini sekarang sudah memasuki musim kemarau dikarenakan cuacanya pada siang hari sudah sangat panas.

Selain itu, berdasarkan keyakinan orang-orang terdahulu, juga sempat terjadi hawa yang lebih dingin saat malam hingga pagi hari. Hal tersebut dipercayai sebagai awal datangnya musim kemarau.

“Kami mengenalnya dengan istilah bediding dan ini sudah terjadi beberapa waktu lalu,” katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *