Sport

Kucurkan Investasi Rp400 Miliar, Ini Bisnis Timah Hashim Djojohadikusumo Adik Prabowo Subianto

×

Kucurkan Investasi Rp400 Miliar, Ini Bisnis Timah Hashim Djojohadikusumo Adik Prabowo Subianto

Sebarkan artikel ini



Cerp-lechapus.net, JAKARTA—Adik dari Presiden terpilih Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo membangun pabrik timah yang fokus pada pembuatan solder di Batam bernama PT Solder Tin Andalan Indonesia (Stania).

Hashim Djojohadikusumo mengucurkan investasi awal sebesar Rp400 miliar untuk membangun pabrik timah fokus pada pembuatan solder di Batam bernama PT Solder Tin Andalan Indonesia (Stania). Jejak Keluarga Prabowo Subianto di bisnis timah melalui Arsari Tambang (Arsari Group) yang merupakan induk usaha dari Stania.

Hashim Djojohadikusuma merupakan pemilik dari grup tersebut. Selain membangun pabrik timah, grup milik adik Prabowo ini juga memiliki beberapa perusahaan pertambangan yang tergabung dalam Arsari Tambang.

BACA JUGA : Prabowo Akan Bangun Fasilitas Olahraga Berkuda di Bali

Melansir dari laman Arsari Tambang, tercatat ada 4 perusahaan yang berada di bawah grup tersebut. Pertama, adalah PT Mitra Stania Prima (MSP). MSP merupakan perusahaan pertambangan timah terbesar ke-3 di Indonesia. MSP memiliki konsesi tambang di Mapur yang merupakan salah satu tambang timah darat terbesar yang masih aktif beroperasi di Indonesia.

Sejak 2013, MSP sudah aktif menambang di Mapur dengan luas tanah 233.5 hektare dengan potensi tambang sebesar 7.071 ton timah (Sn). Melansir dari Mode One Data Indonesia (MODI) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), saham PT MSP dimiliki 80% oleh Arsari Tambang dan 20% sisanya dimiliki Arsari Multi Tambang.

Pada jajaran direksi sendiri, terlihat nama putra Hashim yaitu Aryo Puspito Setyaki Djojohadikusumo yang berperan sebagai direktur utama PT MSP. Tampak juga nama politikus sekaligus keponakan dari Prabowo Subianto yaitu Thomas Aquinas Muliatna Djiwandono sebagai komisaris utama.

Kedua, PT Mitra Stania Kemingking merupakan perusahaan yang terafiliasi dengan PT MSP. Perusahaan ini memiliki IUP No. 188.45/608/DEP/2014 dan menjalankan kegiatan operasional di dua wilayah, yaitu Kemingking dan blok Penyak.

Ketiga adalah, PT Mitra Stania Bemban yang berafiliasi juga dengan PT Mitra Stania Prima dan memiliki wilayah IUP seluas 441,5 Ha. Terakhir adalah PT AEGA Prima (AEGA Prima) merupakan perusahaan afiliasi dari PT Arsari Tambang yang juga bergerak di bidang pertambangan timah terintegrasi di Kepulauan Bangka Belitung.

AEGA Prima memiliki total luas IUP 28.884,50 Ha yang tersebar di Laut Tanjung Sangau, Laut Tanjung Genting, Laut Bubus, Laut Tanjung Mengkudu, dan Laut Teluk Kelabat. Total 19 IUP yang dimilikinya, berakhir masa aktifnya pada tahun 2025 hingga 2031.

Berdasarkan catatan MODI ESDM, perusahaan ini dimiliki oleh 3 perusahaan. Pertama, Arsari Mining Investments Limited dengan kepemilikan 2%. Kemudian, PT Mitra Indoraya dengan kepemilikan 10% dan Arsari Tambang dengan kepemilikan 88%.

Pabrik Timah Baru, PT Solder Tin Andalan Indonesia (PT Stania), perusahaan pembuat solder berbahan dasar timah yang dibangun oleh keluarga Presiden Terpilih Prabowo Subianto, menargetkan meraup omzet Rp1,2 triliun. PT Stania yang merupakan milik Hashim Djojohadikusumo ini mengucurkan investasi awal sebesar Rp400 miliar dengan target produksi solder PT Stania sebesar 2.000 ton per tahun.

“Target fase pertama dari produksi 2.000 ton solder, yakni meraup omset sebesar Rp1,2 triliun,” kata Hashim usai peresmian Stania di Kawasan Industri PT Tunas Prima di Kabil, Batam, Jumat (10/5/2024). Solder buatan Stania berbahan dasar timah, mulai dari solder wire hingga solder paste.

BACA JUGA : Prabowo Hadiri Gelaran Open House Wakil Ketua DPR

Timahnya berasal dari Pulau Bangka, yang dikelola oleh Arsari Tambang. Pabrik Stania akan menggunakan proses produksi, sistem, dan bahan baku yang rendah emisi karbon, dan menerapkan standar internasional ISO 9001, 14001, 50001, dan 45001. Selain itu, Stania mendapat target untuk merebut pasar ekspor solder di Taiwan, India, Amerika dan China.

“Kami berharap sesuai pengembangan pasar bahwa soldier ini diperlukan untuk produksi alat-alat elektronik, seperti mobil listrik, smartphone, televisi, radio dan alat elektronik lainnya,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *