Sport

Gibran Ungkap Tanah di Solo Sudah Habis, Perlu Gandeng Soloraya untuk Percepat Investasi

×

Gibran Ungkap Tanah di Solo Sudah Habis, Perlu Gandeng Soloraya untuk Percepat Investasi

Sebarkan artikel ini



Cerp-lechapus.net, SOLO– Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menyebut percepatan investasi di Solo perlu berkalaborasi antardaerah Soloraya, karena keterbatasan lahan di Solo.

“Tanah di Solo itu sudah habis. Kami harus mulai gandeng kabupaten sekitar, kabupaten penyangga. Mau bikin pabrik sudah enggak bisa di Solo, mau bikin mal atau convention hall yang super besar juga sudah enggak bisa di Solo. Ini artinya harus gandeng,” jelas Gibran ditemui wartawan di Kelurahan Keprabon, Kecamatan Banjarsari, Solo, Senin (20/4/2024) sebagaimana dikutip dari solopos.com

Menurut dia, sejumlah daerah sekitar Solo sudah berkembang, sebagai contoh Kecamatan Colomadu dan Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar; dan Solobaru, Kabupaten Sukoharjo.

“Tawangmangu sekarang fokus ke pariwisata, nanti Solo harus siap dengan infrastrukturnya. Hotel, restoran, convention hall-nya, warganya juga harus siap menerima tamu dari dalam maupun luar negeri sewaktu-waktu,” ungkap dia.

Adapun Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menargetkan realisasi investasi Kota Solo pada 2024 meningkat 100 persen dari target tahun lalu. Realisasi investasi di Kota Solo 2023 senilai Rp917.758.926.569 dari target Rp600 miliar.

BACA JUGA: Pencemaran Sungai Bengawan Solo, Gibran: Nanti Jadi Perhatian untuk Gubernur Berikutnya

Sementara itu, Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal yang juga Plt Deputi Perencananan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM, Nurul Ichwan, mengatakan Indonesia memiliki target berkaitan dengan realisasi investasi sampai 2045. Butuh dukungan daerah untuk mencapai target tersebut.

Sedangkan dalam upaya pencapaian target, perlu ada strategi yang lebih efektif dalam mencapainya. Dia mengatakan setiap daerah tidak bisa bekerja sendiri-sendiri.

“Harus bisa melihat ini sebagai konstelasi ekosistem, sehingga jika melihat berdasarkan sejarahnya, yakni dulu sampai sekarang, di Soloraya ini sebenarnya sudah terbangun ekosistem bisnis secara natural, hanya perlu dilakukan percepatan,” jelas dia, Selasa (7/5/2024).

Menurut dia, Soloraya harus diwujudkan dengan menguatkan aspek kolaborasi antar daerah. Apabila yang muncul lebih kuat adalah persaingan antara daerah, dikhawatirkan justru memunculkan kondisi yang tidak kompetitif di Soloraya, dibandingkan daerah lain dalam menarik investasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Solopos.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *