Sport

Diprediksi Penuh 31 Mei, Operasional TPSS Gadingsari Diperpanjang hingga Juni 2024

×

Diprediksi Penuh 31 Mei, Operasional TPSS Gadingsari Diperpanjang hingga Juni 2024

Sebarkan artikel ini



Cerp-lechapus.net, BANTUL—Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bantul memastikan memperpanjang operasional tempat pembuangan sampah sementara (TPSS) Wonoroto, Gadingsari, Sanden hingga pertengahan Juni 2024.

Hal itu dilakukan karena belum siapnya sejumlah lokasi alternatif sebagai pengganti TPSS Gadingsari pada awal Juni 2024.

“Kami sejauh ini masih koordinasi [untuk lokasi alternatif pengganti TPSS Gadingsari] untuk itu, sementara kami maksimalkan keberadaan TPSS Gadingsari sampai pertengahan Juni 2024,” kata Kepala DLH Kabupaten Bantul Bambang Purwadi Nugroho, Senin (27/5/2024).

Menurut Bambang, berdasarkan kalkulasi yang dilakukan DLH, TPSS Gadingsari yang digunakan sejak 1 Mei 2024 akan penuh pada 31 Mei 2024. Sebab, TPSS yang memiliki luasan lahan 3.600 meter persegi dan kapasitas 9.700 meter kubik itu setiap hari menerima sampah sebanyak 25 sampai 30 truk.

“Saat ini sudah ada tiga lubang yang digunakan sebagai tempat pembuangan sampah. Di sana, masih ada satu lubang yang kami buat untuk menampung sampah. Kami perkirakan, satu lubang tersebut masih bisa menerima sampah sampai pertengahan Juni 2024,” kata mantan Kepala Disdukcapil Bantul ini.

Di sisi lain, Bambang mengaku saat ini terus mencari lokasi baru untuk dijadikan lokasi alternatif pengganti TPSS Gadingsari. Sejauh ini, DLH telah membidik lahan di Srimartani, Piyungan, untuk dijadikan lokasi pembuangan sampah usai TPSS Gadingsari penuh.

Namun, keinginan tersebut, menurut Bambang sulit terealisasi karena di kalurahan tersebut tidak ada lahan yang pas untuk pembangunan TPSS. Selain itu, lahan yang tersedia juga sulit untuk diakses truk pengangkut sampah. “Untuk itu, kami masih cari lahan di tempat lainnya,” kata Bambang.

BACA JUGA: Bantul Khawatir PAD Pariwisata 2024 Tak Capai Target, Ini Penyebabnya

Alternatif lahan lain yang dibidik oleh DLH, diakui Bambang adalah di Srimulyo, Piyungan. Hanya saja, Bambang enggan mengungkapkan lebih jauh terkait dengan lokasi tersebut. Bambang memastikan konsep TPSS yang akan dibangun nantinya akan sama dengan TPSS Gadingsari.

Di mana, sampah yang telah dipilah akan langsung dimasukkan ke dalam jugangan yang sebelumnya dilapisi geomembran. Nantinya, sampah yang dibuang nantinya juga akan disemprot dengan ecolindi untuk mencegah bau dan lalat kemudian ditutup dengan geomembran untuk mencegah air hujan membasahi sampah.

Setelah itu, DLH akan menutupnya. Agar tidak menimbulkan bau. “Untuk kejelasannya, sementara saya belum bisa berbicara banyak soal itu [Srimulyo],” kata Bambang.

Panewu Piyungan Muhammad Baried mengungkapkan untuk pendirian TPSS di Srimartani, Piyungan, dipastikan sulit terealisasi. Sebab, spesifikasi lahan yang ada tidak memenuhi standar dari DLH Bantul. Oleh karena itu, DLH kemudian melakukan survei lokasi di Kaligatuk, Srimulyo, Piyungan.

“Di sana bentuknya masih cekungan. Itu kan sebenarnya awalnya mau digunakan oleh Pemkal Srimulyo untuk menangani sampah internal. Tapi, kemarin sudah ditinjau dari DLH. Kalau luasannya, enggak sampai 1 hektare. Untuk teknisnya dan perkembangan silakan tanya DLH,” ucap Baried.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *