Cerp-lechapus.net, SLEMAN—Sejumlah insiden sapi kurban lepas di Sleman terjadi dalam perayaan Idul Adha tahun ini. Beberapa insiden bahkan membuat warga mengalami luka-luka. Pakar menyebut banyaknya insiden sapi kurban lepas ini disebabkan oleh sapi yang stres.
Ketua Departemen Produksi Ternak Fapet UGM, Panjono mengungkapkan penyebab sapi berontak saat hendak disembelih bisa dikarenakan sejumlah faktor. Namun faktor stres yang paling besar kemungkinanannya membuat sapi mengamuk.
“Sapi itu jangan sampai stres. Kalau stres dia pasti akan berontak, mengamuk,” terang Panjono pada Selasa (18/6/2024).
Panjono menjelaskan sapi bisa stres bila dalam suasana hiruk pikuk. Bila suasana lokasi penyembelihan terlampau ramai, potensi sapi stres akan kian besar. “Dia stres itu kalau berada di situasi hiruk pikuk, ramai. Biasanya anak-anak itu kan suka teriak-teriak dia akan stres,” jelasnya.
Faktor kedua yang membuat sapi stres hingga memberontak saat hendak disembelih adalah cara penjatuhan hewan. Bila saat hendak dirobohkan sapi merasa tidak nyaman, sapi akan merasa stres dan cenderung berontak.
BACA JUGA: Makan Murah di Jogja, Pasar Beringharjo Gudangnya Makanan Legendaris
“Stres berikutnya kalau penjatuhannya tidak proper, tidak sekali jatuh, dia bisa berontak naik itu kan dia pasti tambah stres,” katanya.
Selanjutnya sapi akan mengalami stres bila mencium bau darah atau urine dari sapi stres sebelumnya. Hal ini akan memicu sapi stres dan berontak.
Jika sudah terlanjur lepas dan berontak, Panjono meminta warga untuk mendiamkan sapi terlebih dahulu. Jangan justru dikejar atau dikerubungi orang.
Metode dengan memanggil sapi lain yang jinak dapat membuat sapi yang lepas dapat menjadi tenang. Sementara metode penggunaan umpan pakan atau rumput cenderung sulit dilakukan karena sapi yang stres biasanya tidak nafsu makan.
“Kalau lari kita kejar terus akhirnya semakin stres, jadi sebaiknya dibiarkan dulu kalau sampai dia tenang baru kita dekati. Akan lebih bagus lagi kalau kita mendekatinya pakai sapi lain yang jinak, jadi ada sapi lain tidak sendirian,” kataya.
Setelah tenang, barulah sapi ditarik kembali dengan tali. Tali yang direkomendasikan Panjono minimal dua utas, satu tali pendek di depan dengan panjang 3-4 meter dan tali panjang yang ditarik ke belakang sepanjang paling tidak 10 meter untuk menahan sapi.
Menubruk Dua Anak
Sebelumnya sejumlah insiden sapi lepas terjadi di Slemam. Di Pogung Lor, Sinduadi sapi wilayah tetangga menubruk dua anak. Salah satu korban bahkan harus dirawat di rumah sakit karena insiden ini.
Ketua Takmir Masjid Al-Karim Pogung Lor, Sinduadi, Mlati, Hery Sasongko menjelaskan kejadian sapi menyeruduk dua anak tersebut terjadi di area depan Masjid Al-Karim. Satu korban anak mengalami luka ringan. Namun seorang korban lainnya dibawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan.
“Yang satu perempuan itu ya enggak terlalu serius cuma lecet sama memar-memar. Tapi ada anak laki-laki yang ketendang, keinjak, ini tadi dibawa bapaknya ke rumah sakit tapi kita belum tahu kondisinya,” ujarnya.
Sementara di Candibinangun, sapi lepas menyeruduk tiga orang dan membuat satu warga dilarikan ke rumah sakit. TRC BPBD Sleman, Aris Cendol menjelaskan kejadian sapi lepas ini terjadi di Sambirembe, Candibinangun, Pakem sekitar pukul 09.00 WIB. Sapi yang hendak disembelih justru lepas, tali yang terikat pada sapi terputus. Padahal saat itu kondisi sapi sudah dimasukkan dalam alat untuk merebahkan sapi.
Sapi yang lepas pun sempat menabrak tiga orang warga. Satu orang warga dilarikan ke rumah sakit sementara dua korban lainnya mengalami luka lecet. “Sebelum dievakuasi nabrak tiga orang, yang satu dibawa ke rumah sakit, luka di kaki,” terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News