Cerp-lechapus.net, SLEMAN—Pemkab Sleman terus mengajak masyarakat untuk ikut berperan dalam pengolahan sampah. Salah satu upaya dilakukan dengan membagikan dua bor biopori di setiap padukuhan di Bumi Sembada.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sleman, Epiphana Kristiyani mengatakan, pemkab serius untuk pengolahan sampah secara mandiri, pasca-ditutupnya TPA Piyungan. Berbagai langkah telah dilakukan agar sampah tidak menjadi masalah mulai dari pembangunan TPST di Tamanmartani dan Minggir, pembuatan TPS 3R hingga ada wacana mewajibkan pegawai di lingkup pemkab untuk membuat lubang biopori guna mengolah sampah organik menjadi kompos.
BACA JUGA : Intai Pembuang Sampah Liar di Sleman, DLH Pasang Sejumlah CCTV
Meski demikian, ia mengakui, berbagai program yang dijalankan tidak akan efektif tanpa partisipasi dari Masyarakat. Oleh karenanya, Epi meminta kepada Masyarakat ikut berperan dalam gerakan pengolahan sampah seperti memilah dan memilih sisa sampah rumah tangga.
“Tanpa peran dan partisipasi dari warga, pengolahan sampah tidak akan berjalan efektif. Jadi, kami minta warga untuk ikut berperan dalam pengolahan mulai dengan memilih dan memilah sampai sebelum dibuang,” katanya, Ahad (12/5/2024).
Menurut Epi, untuk meningkatkan peran Masyarakat dalam pengolahan sampah, sejak 2023 lalu sudah membagikan bor biopori sebanyak dua unit di setiap padukuhan. Ditargetkan pembagian bor biopori ke 1.212 padukuhan di Sleman selesai di tahun ini.
“Sekarang masih proses pembagian dan harapannya di akhir tahun seluruh padukuhan sudah mendapatkan bantuan dua bor biopori ini. Kami juga berikan 50 casing paralon sebanyak 50 unit,” katanya.
Epi menjelaskan, pembagian bor ini bisa dimanfaatkan Masyarakat untuk membuat lubang biopori. Pasalnya, dengan membuat lubang sedalam satu meter bisa dimanfaatkan dalam pengolahan sampah organic seperti sisa makanan dan dedaunan.
“Caranya mudah. Setelah lubang jadi, tinggal dimasukan saja sampahnya seperti sisa makanan dan buah-buahan, dedaunan kering yang dicacah langsung dimasukan karena rentang satu minggu sudah jadi kompos,” katanya.
Ia menambahkan, pada saat sampah dalam lubang biopori menjadi sampah, maka isinya akan turun dengan sendiri sehingga bisa dimasukan lagi sampah yang baru. “Diisi hingga kompos di lubang biopori penuh. Setelahnya bisa ditanami yang bermanfaat karena di sekitar lokasi menjadi subur karena kompos dari hasil pengolahan biopori,” katanya.
BACA JUGA : TPA Piyungan Ditutup, DLH Sleman Temukan Belasan Titik Jadi Lokasi Pembuangan Sampah Liar
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo mengatakan, upaya optimalisasi sampah agar tidak menjadi masalah terus dilakukan. Pasca-ditutupnya TPA Piyungan, pemkab diminta untuk mengolah sampah secara mandiri dan hal tersebut telah dilakukan.
“Memang belum bisa 100% terkelola dengan baik, tapi dari sisi proses, penanganan sampah di Sleman sudah di jalur yang benar. Malahan, saya menilai lebih siap dibandingkan dengan daerah lain,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News