Cerp-lechapus.net, JOGJA—Beragam pagelaran budaya ditampilkan dalam wisuda purna murid kelas 6 SD Muhammadiyah Suronatan tahun ajaran 2023/2024, Minggu (9/6/2024).
Sekolah memberikan ruang khusus kepada murid untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan kreativitas mereka khusus di acara itu. Selain tari-tarian khas adat nusantara, para murid yang berkolaborasi juga menampilkan pantomim dan gelar karya seni lainnya di ajang tersebut.
Penampilan itu merupakan ekstrakurikuler yang disediakan sekolah untuk mengasah kemampuan olah seni dan soft skill selain kapasitas akademik.
BACA JUGA: Pembangunan Kelok 23 JJLS Bantul-Gunungkidul Mencapai 32,5 Persen
Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Suronatan M. Slamet Riyanto mengatakan, total ada sebanyak 87 murid yang diluluskan sekolahnya pada tahun ajaran ini.
Mereka telah melewati proses pendidikan selama enam tahun tahapan demi tahapan sampai di fase terakhir mengikuti Asesmen Standarisasi Pendidikan Daerah (ASPD) sebagai salah satu syarat kelulusan.
“Alhamdulillah capaian ASPD kami tahun ini ada di peringkat kedua se Kota Jogja. Ini merupakan prestasi yang kami pertahankan sejak beberapa waktu belakangan terutama empat tahun terakhir kami selalu di posisi tiga besar,” ujarnya.
Slamet menjelaskan, sekolahnya juga berupaya menumbuhkembangkan aspek non kognitif dalam aktivitas pembelajaran sehari-hari. Itu bertujuan agar murid tidak hanya menguasai kemampuan akademik saja saat ingin melanjutkan ke tahapan pendidikan selanjutnya, tetapi juga kompeten di bidang sosial dan kebudayaan.
“Kecintaan terhadap budaya nasional serta sosial keagamaan memang harus dikuasai murid untuk interaksi dengan sesama dan melanjutkan ke tahapan pendidikan berikutnya,” ujar dia.
BACA JUGA: Tujuh Kalurahan di Gunungkidul Segera Menerima Dana Desa Tahap II
Pihaknya berharap para murid yang diwisuda bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya dan masuk ke sekolah yang diimpikan. Dengan demikian regenerasi dan keberlanjutan pendidikan untuk usia muda di Indonesia mampu unggul di berbagai bidang.
“Kami tetap punya target agar prestasi non akademik mereka juga bagus dan sikap sosial keagamaan juga demikian. Jadi bisa seimbang antara prestasi akademik dan non akademik serta kompetisi sosial keagamaan. Itu kami arahkan lewat kurikulum nasional, lokal dan khas sekolah,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News