Cerp-lechapus.net, SLEMAN—Sutradara sekaligus inisiator Studio Film Alam Gamplong, Hanung Bramantyo menyebut investasi dari JTA International Investment untuk pengembangan Studio Alam Film Gamplong di Sleman baru sebatas ketertarikan.
Kepada Cerp-lechapus.net, Hanung menuturkan investasi belum sampai pada tahap sepakat dan belum ada dana masuk sama sekali.
“Saya tegaskan bahwa penandatanganan kemarin itu penandatanganan ketertarikan investor dari Qatar terhadap pengembangan kawasan Studio Gamplong. Ketertarikan bisa batal ketika tiba-tiba secara perhitungan semuanya, data, tanah dan lainnya tidak sesuai dengan aspek bisnisnya,” kata Hanung saat dihubungi Cerp-lechapus.net, Jumat (7/6/2024).
Sebelumnya, dalam siaran pers Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Kementerian Komunikasi dan Informatika, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyebut JTA International Investment Holding akan menanamkan investasinya dalam pengembangan Studio Alam Film Gamplong milik sutradara Hanung Bramantyo di Sleman, DIY.
Penandatanganan kerja sama dilakukan oleh Investment & Portofolio Manager JTA International Investment Holding Ali Hadji dan Hanung Bramantyo di sela kegiatan ITIF 2024, Rabu (5/6/2024) di Swissôtel PIK Avenue, Jakarta.
Menparekraf Sandiaga mengungkapkan melalui kerja sama ini, Desa Gamplong akan mendapatkan modal investasi senilai 4 juta dolar AS untuk pengembangan Studio Alam Film Gamplong.
Masih Banyak Tahapan
Hanung menyebut, masih banyak tahapan sampai nantinya kesepakatan dan pelaksanaan program. Keberhasilan penarikan investasi tergantung saat studi di lapangan. Sehingga masyarakat dan juga pemerintah desa punya peran penting pada tahap tersebut.
Menurut Hanung, apabila masyarakat serius, jujur, serta tidak aji mumpung, maka investasi akan berlanjut. Namun ketika ada potensi koruptif sampai pungutan liar, maka investor akan langsung menarik ketertarikan berinvestasi di Studio Gamplong.
“Termasuk pemerintah setempat, jangan menganggap rencana investasi ini sebagai durian runtuh dan aji mumpung, hingga ada pungutan liar untuk ini itu, maka seketika itu juga batal [investasinya],” kata Hanung yang merupakan sutradara dan produser film. “Masih panjang tahapannya. Saya tidak mau semuanya jadi heboh karena masalah uang, kasihan warga desa dijanjikan ini itu.”
Terkait nominal rencana investasi, sejauh ini belum ada nilai yang pasti. Ada kabar bahwa nilai total investasi dari Qatar mencapai 4 juta dolar Amerika Serikat. Namun jumlah tersebut untuk banyak tempat di Indonesia, bukan semata untuk Studio Gamplong. “Nominalnya masih up and down, kami tidak mau nggege mongso [mendahului momen],” katanya.
BACA JUGA: Studio Alam Film Gamplong Sleman Peroleh Suntikan Dana 4 Juta Dolar AS dari Investor Qatar
Menjadi Pusat Kebudayaan Film
Apabila nantinya investasi sudah disepakati dan dana cair, Hanung dan tim akan membuat Gamplong sebagai pusat kebudayaan film dan industri kreatif. Studio film yang kemudian menjadi destinasi wisata akan semakin dikembangkan. Termasuk studio sebagai fungsinya untuk keperluan produksi film juga akan dibuat lebih proporsional.
Di samping itu, ada rencana pembukaan perpustakaan yang berisi arsip dan literatur film Jogja dan Indonesia. Ada pula rencana membuat sekolah film untuk semakin memperkuat ekosistem industri kreatif di Indonesia.
Semua pengembangan ini muaranya untuk kemajuan industri kreatif serta peningkatan kesejahteraan masyarakat. “Sehingga masyarakat Desa Gamplong memperoleh pekerjaan, itu dulu, buka lapangan kerja. Tentunya bagi mereka yang serius, yang berdedikasi. Saya tidak butuh sarjana, saya butuh orang yang mau bekerja dengan keras, jujur, dan konsisten, syaratnya itu,” kata Hanung. “Semua kalangan punya kesempatan yang sama, kami prioritaskan masyarakat Gamplong dan sekitarnya dulu.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News