Cerp-lechapus.net, BANTUL—BPBD Kabupaten Bantul menyatakan dari 1 hingga 16 Juli 2024, telah ada tiga permintaan dropping air dari warga. Permintaan dropping itu karena adanya kerusakan pompa air di wilayahnya.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Bantul, Antoni Hutagaol mengungkapkan, tiga permintaan dropping air itu diajukan oleh masyarakat di dua kapanewon berbeda yakni Dlingo dan Guwosari. Untuk Kapanewon Dlingo, permintaan dropping air satu tangki diajukan oleh warga di 2 RT di Kebosungu, Kalurahan Dlingo.
Lalu, kata Antoni, ada juga di RT 3 Kalurahan Muntuk sebanyak 4 tangki. Sedangkan permintaan dropping air untuk Kapanewon Pajangan, dilakukan oleh Pondok Elmunaqi Putri Bungsing di RT 01 Kalurahan Guwosari sebanyak empat tangki.
“Mereka mengajukan dropping air bukan karena kemarau. Akan tetapi, karena adanya gangguan pompa air. Untuk dua wilayah di Kapanewon Dlingo itu karena pompa airnya rusak, sedangkan yang di Guwosari karena kedalaman air tanahnya berkurang,” katanya, Selasa (16/7/2024).
BACA JUGA: Suhu di Jogja Terasa Dingin Padahal Musim Kemarau, Ini Penjelasan BMKG
Menurut Antoni, berdasarkan SK Bupati No.537 tahun 2023 tentang status siaga darurat bencana kekeringan tahun 2023 di Kabupaten Bantul mulai 1-23 Januari 2024, ada beberapa kapanewon yang berpotensi terdampak kekeringan pada musim kemarau. Selain di Kapanewon Sedayu, ada juga di Kasihan, Pajangan, Pleret, Pundong, Imogiri dan Dlingo.
“Untuk yang tidak terdampak ada di Kapanewon Sewon, Jetis, Bantul, Srandakan, Sanden dan Kretek,” lanjutnya.
Antoni mengungkapkan, untuk mengajukan permohonan dropping air masyarakat bisa langsung mengajukan surat kepada Kepala BPBD Bantul. Dalam surat tersebut disebutkan wilayah mana yang membutuhkan dropping air.
“Nanti akan ada assesment dari kami sebelum akhirnya kami kirimkan air bersih ke daerah yang terdampak,” kata Antoni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News