JOGJA—Gelaran Pasar Kangen yang dilaksanakan di Taman Budaya Yogyakarta (TBY) resmi ditutup, Sabtu malam (13/7/2024). Kegiatan ini diikuti oleh 289 tenant, mulai dari kuliner, kerajinan, barang antik, hingga jasa.
Manajemen Pasar Kangen, May Mawar, melakukan kurasi yang ketat. Sebab, ada 1.200 tenant yang ingin turut serta pada kegiatan Pasar Kangen. Menurut May, tenant dinilai berdasarkan produk yang akan dijajakan. “Produk harus unik, jadul, lepas dari kekinian, bersejarah, dan tradisional,” kata May, Sabtu.
May menyebut kunjungan rata-rata per hari di Pasar Kangen 2024 mencapai 18.000 hingga 20.000 pengujung. Dia mencatat kunjungan sejak 4-13 Juli 2024 mencapai 187.500 pengunjung.
Kunjungan saat weekend terbilang lebih ramai, meski bedanya tak terlalu spesifik dibandingkan dengan hari kerja. Jika melihat dari sisi omzet, May mencatat perputaran uang di Pasar Kangen telah mencapai Rp7,2 miliar selama 10 hari. Angka ini meningkat dibandingkan tahun lalu. “Omzet tahun lalu Rp3,9 miliar selama 10 hari,” ujar May.
Ia menuturkan baik jumlah kunjungan maupun omzet terbilang jauh lebih tinggi jika dibandingkan gelaran Pasar Kangen 2023. Untuk memberikan kesegaran, May mengatakan ada banyak tenant pendatang baru. Paling spesifik adalah adanya tenant kuliner Nusantara, mulai dari kuliner Jawa Timur, Jakarta, hingga Manado. “Kami siapkan satu deret di selatan gedung TBY untuk menu-menu Nusantara,” jelasnya.
//Interaksi Sosial
Sementara itu, Kepala TBY, Purwiati, menuturkan Pasar Kangen menghadirkan konsep pasar tempo dulu. Baginya, ini akan menciptakan interaksi sosial antara penjual dan pembeli. Pasar Kangen juga menjadi upaya edukasi pangan tradisional kepada generasi muda.
Menurut Purwiati, jangan sampai makanan tradisional hilang ditelan zaman dan kalah dengan makanan kekinian. “Anak sekarang mungkin tidak tahu ada makanan mentuk, apem, ledre, ada corobikang. Inilah sarana dari Pemda DIY untuk mengenalkan kembali makanan-makanan tersebut sekaligus edukasi kepada generasi sekarang,” ujar Purwiati.
Pasar Kangen tak hanya menyajikan kuliner hingga barang-barang jadul. Berbagai pertunjukkan seni juga turut ditampilkan, mulai dari tari klasik, jathilan, reog, kubro siswo, hingga barongsai.
BACA JUGA: Pasar Kangen Jogja: Ada Alas Gelas Berusia 84 Tahun
Purwiati menggandeng 34 komunitas seni dengan masing-masing anggota beragam. Setidaknya 799 pelaku seni yang terlibat dalam kegiatan ini. “Pertunjukan seni ini saling mendukung. Artinya yang jajan bisa menonton pertunjukkan. Pertunjukan yang disajikan pun pertunjukan tradisional,” ucapnya.
Purwiati menyebut sejak 17 tahun lalu digelar, Pasar Kangen telah memberikan dampak peningkatan ekonomi masyarakat utamanya UMKM dan para pelaku seni. Ia berharap kegiatan yang dibiayai oleh dana keistimewaan ini bisa terus konsisten dilaksanakan setiap tahunnya. “Kegiatan ini punya dampak luar biasa. Menjadikan masyarakat bahagia, sejahtera, sehingga kegiatan ini jadi acara yang ngangeni,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News