Sport

Musim Kemarau Petani di DIY Diminta Tetap Menanam Padi

×

Musim Kemarau Petani di DIY Diminta Tetap Menanam Padi

Sebarkan artikel ini



Cerp-lechapus.net, JOGJA—Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY mengatakan, di musim kemarau ini petani diharapkan tetap bisa mencapai target penanaman padi untuk memenuhi kebutuhan pangan di wilayah setempat.

Sejumlah strategi untuk mengantisipasi gagal panen telah dilakukan di musim kemarau, sehingga diharapkan tidak ada lagi fenomena kekeringan lahan.

Kepala Bidang Tanaman Pangan DPKP DIY Andi Nawa Candra mengatakan, pihaknya secara bertahap memperluas besaran target penanaman padi di wilayah setempat pada musim kemarau. Pada Juli ditargetkan petani bisa menanam sebanyak 3.700 hektare, Agustus 4.100 hektare dan September 5.200 hektare.

“Secara umum dalam menghadapi musim kemarau petani sudah mengetahui kondisi wilayah masing-masing. Di mana wilayah yang tersedia irigasi teknis serta mana yang tidak,” katanya, Rabu (26/6/2024).

Andi menjelaskan, daerah yang memiliki irigasi teknis petaninya tentu akan akan menanam padi sedangkan untuk wilayah yang tidak ada irigasi teknis dan hanya tergantung dari hujan, petani akan menanam palawija seperti jagung, kedelai, kacang tanah dan lainnya. Pemerintah pusat pun, kata dia berharap agar di musim kemarau petani tetap berupaya menanam komoditas padi.

BACA JUGA: PPDB SMPN 6 Jogja, Satu Calon Siswa Tak Lulus Zonasi Radius karena Jarak Kelebihan 2 Meter

“Daerah yang tidak ada irigasi teknis sudah dibantu kementerian pompa air melalui kelompok tani. Saat ini sudah terdistribusi sebanyak 141 pompa air untuk mendukung program pompanisasi di lahan tadah hujan,” katanya.

Plt. Kepala DPKP DIY R. Hery Sulistio Hermawan menyebutkan, petani padi dihapasegeda mengolah lahannya agar siap ditanam kembali setelah selesai panen. Maksimal 15 hari setelah panen, lahan wajib ditanami agar tidak terlalu lama terbengkalai.

“Saat kemarau kan butuh air, kami sudah memberikan bantuan pompanisasi ke masyarakat agar mereka bisa mengambil air dari sungai, embung atau waduk untuk mengairi lahan pertaniannya,” kata dia.

Hery menambahkan jawatannya juga berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk pengadaan varietas tanaman yang cepat panen dan berumur pendek atau yang membutuhkan air dalam jumlah minim sehingga lebih peka dengan kondisi musim kemarau.

Misalnya di Gunungkidul ada padi gogo, tapi memang butuh penerimaan dari masyarakat. Juga ada pemanfaatan air bawah tanah di Gunungkidul dan itu sudah kami tarik dan upayakan untuk memanen air guna kebutuhan petani kita,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *