Cerp-lechapus.net, JAKARTA—Muncul isu bangkai satelit orbit rendah Starlink yang jatuh ke Bumi dapat mengancam keamanan Ibu Kota Negara (IKN) dan Presiden Indonesia. Kendati demikian, akademisi menilai hal tersebut tidak terjadi lantaran bangkai satelit orbit rendah tersebut akan habis di atmosfer sebelum jatuh ke Bumi.
Atmosfer adalah lapisan yang menyelubungi Bumi sampai dengan ketinggian 300 kilometer. Sementara itu Starlink mengorbit di ketinggian 500 kilometer hingga 2.000 kilometer. Akademisi Institute Teknologi Bandung (ITB) yang juga mantan Anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia periode 2015-2020, Agung Harsoyo mengatakan seluruh satelit yang berada di orbit telah diatur mekanismenya oleh badan telekomunikasi internasional atau ITU.
ITU menetapkan standar operasional satelit, termasuk Starlink, dengan mempertimbangkan beberapa aspek seperti keamanan, ramah lingkungan dan jauh dari pemukiman penduduk saat meluncur dan mendarat atau habis masa pemakaian.
Dalam hal satelit LEO Starlink, menurut Agung, seharusnya bangkai satelit setelah 7-8 tahun pemakaian akan jatuh ke laut. Dalam perjalanan jatuh tersebut satelit akan bersentuhan dengan atmosfer dan terbakar, sehingga kemungkinan besar tidak tersisa ketika jatuh ke Bumi dan tidak membahayakan bagi masyarakat yang tinggal di Bumi. “Satelit LEO ordenya kira-kira kan 1.5mx1.5m. Jadi, seandainya masih utuh, tetap saja berukuran (relatif) kecil,” kata Agung kepada Bisnis, Senin (27/5/2024).
Senada, pakar teknologi satelit Kanaka Hidayat mengatakan satelit Starlink akan jatuh ke Bumi dan terbakar di Atmosfer. Dengan kondisi tersebut, Starlink bukanlah suatu ancaman. Dia juga berpendapat jika Elon Musk ingin merusak Ibu Kota Negara (IKN), banyak cara yang dapat dilakukannya karena kemampuan perusahaan tersebut sangat besar. “Memang bangkai Starlink akan jatuh ke Bumi, tetapi karena satelitnya tidak besar, kemungkinan akan terbakar pada saat masuk atmosphere yang panasnya bisa mencapai ribuan derajat, sehingga kemungkinan kecil untuk tersisa walaupun ada faktor kesengajaan,” kata Kanaka.
Baca Juga
Kemenkominfo Tegaskan Satelit Starlink Bakal Ganggu Satria-1
SpaceX Tingkatkan Frekuensi Penerbangan Roket di 2024
Elon Musk: Pengacak Sinyal Rusia Ganggu Layanan Internet Starlink
Diketahui, per Mei 2024 Starlink telah mengorbitkan 5.900 satelit. Ribuan satelit tersebut mengelilingi Bumi dan memberikan layanan internet kepada pelanggan. Beberapa sumber menyebut usia satelit Starlink sekitar 7-8 tahun, yang setelah itu ribuan satelit Starlink akan habis masa pakai dan jatuh ke Bumi. Ada kekhawatiran, ketika satelit tersebut jatuh, memberikan efek rusak yang besar, termasuk mengancam keselamatan menteri dan presiden Indonesia.
Isu Sebelumnya
Sebelumnya, Pakar keamanan siber menilai Starlink dapat memberikan ancaman bagi keamanan menteri dan presiden Indonesia, salah satunya lokasi jatuh bangkai satelit orbit rendah tersebut. Chairmen Lembaga Keamanan Siber CISSREC Pratama Persadha mengatakan bangkai dari satelit berpeluang tidak habis terbakar di langit dan jatuh ke Tanah Air.
Hal itu menurutnya sangat mungkin terjadi mengingat Starlink merupakan teknologi baru, yang belum diketahui keamanan dari perangkat tersebut. Terlebih sistem kendali satelit yang mengatur posisi jatuh satelit berada di Amerika Serikat (AS) bukan di Indonesia.
“Bisa (diatur titik kordinatnya) oleh karena itu kenapa satelit-satelit yang sudah rusak bisa diarahkan jatuhnya ke laut yang tidak menjadi lalu lintas kapal,” kata Pratama dikutip dari Bisnis.com, Jumat (24/5/2024).
Pratama juga menuturkan hadirnya Starlink di Indonesia menimbulkan banyak polemik. Salah satunya kemungkinan pemanfaatan satelit untuk melakukan serangan fisik, misalnya melakukan serangan ke IKN dengan cara merubah orbit satelit dan dijatuhkan ke infrastruktur kritis yang melayani Ibu Kota Negara (IKN).
Gardu induk PLN atau kilang Pertamina, menurutnya, merupakan infrastruktur kritis yang berisiko diincar oleh Starlink. Tidak hanya itu, Starlink juga berisiko jatuh ke pusat pemerintahan yang bisa menimbulkan banyak korban jiwa. “Bahkan bisa mengancam nyawa presiden serta jajaran menteri,” kata Pratama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com