JOGJA—Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY menggelar bedah buku bersama warga Tukangan, Kelurahan Tegalpanggung, Kemantren Danurejan, Kota Jogja, Kamis (16/5/2024).
Agenda yang digelar bertujuan untuk meningkatkan literasi masyarakat dan menumbuhkan minat baca untuk memecahkan persoalan sehari-hari. Buku yang dibedah berjudul Cerdas Mengelola Sampah Mandiri bersama Komunitas.
Puluhan warga hadir mengikuti acara yang diselenggarakan di Balai Kampung Tukangan. Sejumlah narasumber dihadirkan, termasuk salah satu penulis buku.
Kepala Balai Layanan Perpustakaan DPAD DIY, Dewi Ambarwati mengatakan salah satu ketugasan DPAD DIY yakni berupaya meningkatkan minat baca warga dan melestarikan budaya membaca buku.
Acara ini digelar salah satunya bertujuan untuk meningkatkan minat baca warga, sehingga bisa lebih mendekatkan buku dengan masyarakat. “Bedah buku ini kami harapkan bisa mendekatkan buku ke masyarakat. Saya yakin warga sudah biasa mengakses informasi apapun dan bisa didapat dengan mudah lewat ponsel. Kami mencoba mendekatkan buku dengan masyarakat, terutama agar warga memperoleh informasi yang benar dan akurat,” katanya.
Dewi menyatakan, buku yang dibedah sesama sangat sesuai dengan persoalan yang sekarang tengah dihadapi warga di Kota Jogja, yakni masalah sampah. Dengan begitu, DPAD DIY berharap agar setelah membedah buku ini masyarakat Kampung Tukangan bisa menemukan solusi dalam mengolah sampah mereka secara mandiri.
“Dengan membaca buku semua persoalan bisa diatasi. Masalah hari ini adalah sampah dan kami bahas masalah itu berikut cara mengatasinya dengan narasumber primer,” katanya.
Anggota DPRD DIY, Muhammad Syafii, menyebut bedah buku berjudul Cerdas Mengelola Sampah Mandiri bersama Komunitas ini penting diketahui masyarakat agar mereka bisa mengatasi salah satu persoalan yang sekarang tengah dihadapi, yakni sampah.
Buku yang dibedah diharapkan bisa jadi inspirasi warga untuk menggerakkan komunitasnya dalam mengelola dan mengolah sampah. “Isi buku ini sangat konkret dengan masalah yang kini tengah dihadapi masyarakat Kota Jogja,” ujarnya.
Dijelaskan Syafii, selain minat warga terhadap aktivitas membaca akan meningkat, dengan kegiatan ini dia berharap ada ilmu dan keterampilan baru yang nantinya diperoleh warga.
Mereka bisa mempraktikkan apa yang dibahas dalam buku untuk mengatasi masalah sampah.
“Di Tegalpanggung yang penduduknya banyak pastinya produksi sampahnya juga besar. Kondisi ini harus dilihat, bagaimana keterbatasan ini bisa dijadikan peluang dalam mengolah sampah. Kami mendorong masyarakat tumbuh partisipasinya dalam mengelola sampah tanpa meniadakan tugas pemerintah. Kami sepakat bahwa untuk mengolah sampah dan menguranginya harus dilakukan dari hulu,” katanya.
Salah satu penulis buku, Esaputri Purwandari menjelaskan langkah pertama untuk mengurangi sampah adalah dengan mengantisipasi sampah masuk ke rumah. Ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, termasuk pembatasan sampah atau mengganti sampah plastik dengan wadah yang bisa dipakai berulang kali.
“Sudah ada 10 KK [kepala keluarga] di Kapanewon Piyungan, Kabupaten Bantul, yang tidak lagi langganan membuang sampah. Mereka betul-betul mencegah sampah masuk ke rumah. Caranya, makanan tidak pakai wadah lagi, saat jajan membawa wadah sendiri, sampah plastik dicuci dan dikeringkan lalu dibawa ke bank sampah,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News