Cerp-lechapus.net, JOGJA-Peran bank sampah di Kota Jogja menjadi ujung tombak pengolahan sampah di wilayah. Bank sampah diharapkan mampu mengolah sampah organik dan anorganik. Sampah organik bisa diolah menjadi berbagai produk, seperti eco enzyme hingga pupuk kompos. Sementara sampah anorganik bisa dijual kepada pengepul untuk kemudian menjadi pundi-pundi rupiah.
Belum lama ini, Bank Sampah Kamulyan milik warga RW 22 Kelurahan Brontokusuman, Kemantren Mergangsan baru saja menjual seluruh sampah anorganik yang dikumpulkan oleh warga.
Lebih dari 40 KK ikut mengumpulkan sampah di Bank Sampah Kamulyan. Sampah-sampah itu dijual kepada pengepul. Pengepul punya daftar harga pada sampah-sampah yang bisa dibawa. Harga itu lalu dikalikan dengan jumlah sampah yang terkumpul pada saat itu.
Hasil penjualan lantas dibagikan kepada para nasabah sesuai dengan jumlah sampah yang berhasil dikumpulkan. Ketua Bank Sampah Kamulyan Bakhriah Sufiatun menuturkan total sampah yang diserahkan kepada pelapak mencapai 300 kilogram. Jenisnya juga bermacam-macam, mulai dari kertas, plastik, botol, hingga besi. “Dengan hasil kira-kira mencapai ratusan ribu rupiah,” ujar Upik, sapaannya saat dihubungi, Minggu (2/6).
Dia mengatakan, rata-rata dalam satu bulan Bank Sampah Kamulyan mampu mengumpulkan hingga ratusan kilogram sampah anorganik. Upik juga turut membawahi bank sampah di Kelurahan Brontokusuman. Dia mencatat, setidaknya ada 19 bank sampah lainnya di lingkungan Kelurahan Brontokusuman. Pada 2023 lalu, 19 bank sampah itu mampu mengumpulkan hingga 21,9 ton sampah anorganik. Total omzet yang diperoleh selama 2023 adalah Rp 38 juta.
“Kebanyakan warga sudah teredukasi, sampah sudah dalam kondisi terpilah. Kalau sampah terpilah, kami beri harga sampahnya dengan harga tertinggi. Sebaliknya, kalau belum terpilah akan dapat harga ter-rendah,” imbuhnya.
Menurut Upik, omzet bukanlah satu-satunya tujuan utama bagi pengelolaan sampah di bank sampah. Justru target yang ingin dia capai adalah berkaitan dengan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan peran bank sampah. Hingga saat ini edukasi terkait mengolah sampah dari rumah juga masih terus dilakukan. “Kesadaran masyarakat untuk mengolah dan memilah sampah terbilang masih tinggi,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News