Cerp-lechapus.net, GUNUNGKIDUL—Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul menduga kematian dua warga Kapanewon Playen berisinial KAS, 9, dan WA, 60, setelah diduga keracunan makanan di acara syukuran, Padukuhan Tumpak, Kalurahan Ngawu beberapa hari lalu akibat bakteri Escherichia coli (E-coli).
Kepala Dinkes Gunungkidul, Ismono mengatakan Tim Penyelidikan Epidemiologi (PE) Dinkes Gunungkidul dan Tim Dinkes DIY telah melakukan PE Playen dan sudah mendapat sampel muntahan dan feses korban. Sampel tersebut kemudian dikirim ke salah satu laboratorium mikrobiologi di Kota Jogja.
Kejadian keracunan massal yang terjadi untuk kesekian kalinya di Bumi Handayani, menurut Ismono diakibatkan karena ketidaktahuan dalam mengolah bahan makanan, termasuk memerhatikan kualitas air. Pasalnya, bakteri E-coli juga dapat menyebabkan kematian.
“Kami mencurigai bakteri E-coli. Ini masih dugaan. Dalam dosis tertentu, bakteri itu dapat menyebabkan kematian, terlebih ditambah kondisi badan yang tidak fit,” kata Ismono ditemui di Kompleks Pemkab Gunungkidul, Senin (27/5/2024).
Terang Ismono, keluarga korban meninggal berinisial KAS sempat meminta agar KAS menjalani pemeriksaan rawat jalan setelah rawat inap yang dijalani. Hanya, paska rawat jalan, kondisi KAS memburuk. Dia mengalami dehidrasi dan lemas. KAS lantas dibawa ke RS Nur Rohmah kembali.
Adapun korban WA yang dirujuk dari RS Nur Rohmah ke RS PKU Muhammadiyah Jogja memiliki penyakit penyerta yaitu hipertensi dan gulu. Penyakit ini memperburuk kondisi WA, sehingga menyebabkan dia meninggal.
Budaya kekerabatan yang kuat dan tasyakuran yang tinggi menjadi salah satu faktor yang mengamplifikasi dampak keracunan. Sebab itu, keracunan massal berulang kali terjadi di Gunungkidul.
Atas kejadian ini, Dinkes mengimbau agar Puskesmas di wilayah masing-masing dapat melakukan promosi dan penyuluhan kemanan pangan bersama pemangku kepentingan terkait seperti pemerintah kapanewon.
BACA JUGA: Korban Keracunan di Playen Gunungkidul Bertambah Jadi 2 Orang Meninggal Dunia
Sebelumnya, Lurah Ngawu, Wibowo Dwi Jadmiko mengatakan korban meninggal berinisial WA masih satu kerabat dengan korban berinisial KAS. “Anak kecil yang meninggal beberapa hari lali adalah cucu dari kakaknya Pak WA,” kata Jadmiko.
Jadmiko menceritakan kejadian berawal dari syukuran atas keberhasilan dalam karir yang digelar di salah satu rumah keluarga tersebut di Padukuhan Tumpak pada Kamis (23/5/2024) malam.
Keluarga tersebut memasak sendiri hidangan dengan sambel, ayam, dan urap. Jumat (24/5/2024) pagi, mereka mengalami mual dan diare. Dua dari anggota keluarga yaitu KAS akhirnya meninggal pada Sabtu (25/5/2024) dan WA pada Minggu (26/5/2024) malam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News