Cerp-lechapus.net, JOGJA—Jogja jadi gudangnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), tersebar di semua wilayah termasuk Kabupaten Gunungkidul. Salah satu pelaku UMKM sukses dari Kabupaten Gunungkidul ialah Suprapto, 65. Pemilik UMKM peyek Sari Menir.
Dia bercerita usahanya dimulai pada awal menikah di tahun 1981. Setiap kali menanak nasi sisa beras yang ukurannya kecil-kecil atau disebut menir dia kumpulkan sedikit demi sedikit. Setiap terkumpul satu kilogram kemudian ditumbuk dan dibuat peyek.
Suprapto mengaku awalnya tidak punya modal. Banyak kendala yang dihadapi saat awal merintis usaha. Berkeliling Wonosari menjajakan dagangannya karena belum punya pasar hingga banyak dagangang banyak yang diretur.
Berbagai kantor ditawari hingga akhirnya berlangganan. Ia tidak mudah putus asa, semua halangan dilalui sampai hari ini dagangannya bisa tembus di 19 outlet Alfamart di Gunungkidul.
“Namanya usaha kadang-kadang ada kesandunge [jatuh], kami bertahan seperih apapun. Alhamdulillah sekarang tidak ada yang retur,” ucapnya Jumat (21/6/2024).
Produk peyek dia pilih karena tidak mudah melempem dan kadaluarsa. Rasanya bisa konsisten dalam waktu lama, bisa satu sampai dua bulan. Meski diolah tanpa bahan pengawet, micin dan lainnya.
Saat ini dia punya enam item peyek yang didagangkan, yakni peyek teri, peyek teri gurih, peyek teri pedas, peyek kacang hijau, peyek kedelai hitam, dan peyek ketela. Bahan-bahan yang digunakan semua alami seperti bawang, ketumbar, dipasok dari Gunungkidul. “Gunungkidul luar biasa, pasokan palawija gak pernah ada masalah,” katanya.
BACA JUGA: OJK Perketat Pengawasan Rekening Perbankan Terindikasi Praktik Judi Online
Sebelum bisa menjajakan dagangan di Alfamart dia terlebih dahulu ikut kurasi di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag). Kala itu Bupati Gunungkidul mengumpulkan semua UMKM. Melalui kurasi akhirnya produk peyek buatannya lolos.
Dia mengaku belajar banyak tentang perizinan dan sertifikasi. Seperti sertifikat izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), sertifikat halal, dan lainnya. “Sudah dua tahun di Alfamart Gunungkidul, 19 outlet,” katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan sistem berjualan di Alfamart adalah petugas akan selalu memberikan kabar tentang stok. Misalnya hari ini terjual sepuluh bungkus, sesegera mungkin dia akan dikabari untuk mengirimkan stok lagi. Sebab tidak boleh stok sampai kosong.
Setelah bisa menjual produknya di Alfamart dia mengaku omzetnya meningkat. Suprapto berharap agar Alfamart bisa terus berkembang sehingga bisa membantu lebih banyak UMKM. Dia mengaku siap jika harus memasok outlet Alfamart lebih banyak lagi, termasuk di luar Gunungkidul. Alfamart terbuka pada berbagai potensi produk lokal khususnya UMKM. Termasuk mengakomodasi usaha peyek dari Gunungkidul milik Suprapto. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News