SLEMAN—Para pegawai negeri sipil sampai pegawai swasta di DIY berbaur dalam kompetisi Mini Soccer 2024. Pertandingan yang menjadi ajang silaturahmi dalam bentuk olahraga, dan tentunya untuk bersenang-senang di jeda bekerja.
Lapangan Lava Mini Soccer Berbah Sleman sudah ramai sejak pukul 07.00 WIB. Terlihat para pemain menggunakan dua jersey sepak bola yang berbeda. Mereka tim mini soccer dari Satpol PP DIY dan Inspektorat Pemda DIY. Mereka mengambil jeda kerja sejenak. Para pemain mengemban tugas instansi untuk bertanding dalam kompetisi mini soccer, dalam peringatan Hari Ulang ke-74 Satpol PP DIY dan Linmas DIY ke-62.
Pemanasan dan foto bersama sudah usai. Para pemain menempati posisi masing-masing. Saling memberi umpan, kadang kala tackling, tabrakan antarpemain, sampai kiper yang harus berguling, terjadi sepanjang laga. Komentator semakin membuat meriah pertandingan.
Dari samping lapangan, Kepala Satpol PP DIY, Noviar Rahmad, menonton pertandingan “anak-anaknya” dalam laga pembukaan. Setiap ulang tahun, Satpol PP DIY rutin menggelar kompetisi olahraga. Tadinya mini soccer hanya akan mempertandingkan antartim Satpol PP DIY di lingkungan Pemda DIY.
“Tapi Harian Jogja sebagai penyelenggara menantang, gimana kalau sekalian se-DIY. Banyak yang mendaftar, dari organisasi perangkat daerah provinsi, kabupaten kota, lembaga vertikal dari kepolisian, Badan Narkotika Nasional Provinsi, KPU, Bawaslu, sampai media,” kata Noviar, Selasa (6/8/2024).
Total peserta terdiri dari 56 tim. Pertandingan berlangsung selama empat hari, dari 6-8 Agustus, dan 14 Agustus 2024.
Meski berkompetisi, Noviar berharap pertandingan menjadi ajang untuk saling silaturahmi. Sehingga bukan memperuncing hubungan, tetapi justru bisa saling mendekatkan satu sama lain, melalui sepak bola.
Tidak hanya pemain yang di lapangan, suporter juga perlu tetap mendukung dengan damai. “Kadang yang lebih heboh suporternya, semoga jangan sampai terjadi keributan. Harapannya dijaga sportivitas, ini laga persahabatan. Selamat bertanding,” katanya.
Menyatukan Perbedaan
Pertandingan pembuka antara Satpol PP DIY dan Inspektorat Pemda DIY masih berlangsung dengan sengit. Kedua tim saling jual beli serangan.
Di babak pertama, serangan dari tim Inspektorat sering membahayakan gawang Satpol PP. Alhasil, gol untuk Inspektorat lahir dari kaki Riski Rahmatullah Hidayat. Gol yang indah, berasal dari tendangan melambung dari tengah lapangan.
Setelah 15 menit berjalan, babak pertama berakhir. Di paruh kedua, Satpol PP seakan bangkit. Permainan mayoritas berada di lini pertahanan Inspektorat. Kebuntuan untuk Satpol PP terputus saat Ardiansyah Ramadhan berhasil menyelesaikan umpan tarik dari rekannya. Kedudukan 1-1 bertahan hingga akhir babak kedua.
Kapten Tim Satpol PP DIY, Komarul Hadi, mengatakan gol pertama terjadi lantaran pandangan kipernya terhalang oleh sinar Matahari. Dia kemudian mencoba mengerek semangat tim pada babak kedua. Meski baru latihan tiga kali sebelum pertandingan, Komarul merasa timnya cukup istimewa.
Tim Satpol PP berasal dari lintas divisi. Sebanyak 12 pemain berasal dari lima bidang dan 10 unit kecil. “Biasanya kami sepak bola rutin, tapi per bidang, tidak bareng karena tugas kerja berbeda-beda. Untuk kompetisi ini, kepala satuan memberikan rekomendasi ke tim, untuk berbagi tugas kerja ke rekan, agar pemain bisa fokus berlatih. Jadi kompetisi ini menyatukan [pegawai] dari lintas bidang,” kata Komarul, yang merupakan Kepala Seksi Penegakan dan Pendidikan Satpol PP DIY.
Fairplay Jadi yang Utama
Apabila tim Satpol PP DIY masih sempat berlatih sebanyak tiga kali, tim dari Dinas Pertanahan Dan Tata Ruang (Dispertaru) DIY hanya sempat mengharmoniskan pemain sebanyak dua kali. Anggota tim sepak bola Dispertaru DIY, Eko Prasetyo, mengatakan timnya termasuk “tim instan”. Tim baru terbentuk sejak ada pengumuman kompetisi pada awal Juli 2024 lalu.
Sebenarnya peminat yang hendak bergabung banyak, bahkan bisa menjadi dua tim, tetapi mereka ingin memaksimalkan kemampuan dalam satu tim. Latihan pertama tim Dispertaru DIY berlangsung di Lapangan Kenari Jogja. Latihan kedua berlangsung di Paragon Futsal Sleman.
“Untuk kompetisi ini, kami juga buat seragam baru, cukup mepet, beli jersei jadi dan tinggal sablon aja. Uang untuk beli jersei iuran,” kata Eko, yang bekerja di bagian keuangan Dispertaru DIY.
“Sebelumnya enggak ada olahraga sepak bola rutin di kantor. Agenda olahraga rutin adanya lari. Setelah bentuk tim ini, kemungkinan akan tetep jalan meski enggak ada kompetisi, rencana akan rutin futsal.”
Walaupun persiapan cukup singkat, Eko mengharapkan yang terbaik untuk tim. Tidak harus menang, tetapi mereka menjunjung fairplay. Dia mengatakan tujuan kompetisi sepak bola ini untuk menjaga persaudaraan, semakin banyak kenalan, dan bersenang-senang bersama. “Menang kalah udah biasa,” katanya.
Semangat menjaga persaudaraan pula yang terlihat dalam pertandingan pembuka antara Satpol PP DIY dan Inspektorat Pemda DIY. Meski benturan terjadi beberapa kali, namun setelahnya antarpemain saling bersalaman. Hingga laga kedua berakhir, tidak ada perselisihan berarti.
Laga antara Satpol PP dan Inspektorat berlanjut ke babak adu penalti. Dari enam kali tendangan, pemain Satpol PP berhasil menyarangkan empat bola ke gawang Inspektorat. Semantara Inspektorat hanya mampu menembus pertahanan kiper Satpol PP sebanyak tiga gol. Satpol PP berhasil menang.
Pertandingan usai. Antarpemain saling bersalaman dan berpelukan. “Pertandingan perdana berlangsung sengit dan panas. Tidak percuma menjadi pertandingan pembukaan, keras tapi tetap santun, tetap menjaga perdamaian, tidak menjadi permusuhan. Semangat sportivitas yang kami jaga,” kata Kapten Tim Satpol PP DIY, Komarul.
Di akhir kompetisi, juara pertama akan mendapatkan hadiah Rp3 juta, juara kedua Rp2 juta, dan juara ketiga Rp1 juta. Bonus juga akan diberikan bagi pencetak gol terbanyak. Dan satu yang termasuk ditunggu, pemenang kategori suporter terbaik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News