Sport

Keren! Siswa SMAN 1 Boyolali Bikin Aplikasi Pendeteksi Microsleep Berbasis AI untuk Cegah Kecelakaan

×

Keren! Siswa SMAN 1 Boyolali Bikin Aplikasi Pendeteksi Microsleep Berbasis AI untuk Cegah Kecelakaan

Sebarkan artikel ini


Cerp-lechapus.net, BOYOLALI–Beberapa penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas diakibatkan karena microsleep atau sopir tidur singkat atau kehilangan kesadaran karena mengantuk dalam waktu cepat. Hal itu menginspirasi siswa SMAN 1 Boyolali untuk membuat aplikasi berbasis AI yang dapat menjadi alarm bagi sopir yang mengalami microsleep.

Aplikasi tersebut dinamai Inovasi Si Perisai atau inovasi sistem peringatan dini microsleep berbasis Artificial Intelligence atau AI.

Karya tersebut diikutkan dalam lomba pelajar pelopor keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan tahun 2024 tingkat Provinsi Jawa Tengah. Ada dua siswi SMAN 1 Boyolali yang maju ke Jateng karena mereka menjadi juara I dan II di tingkat kabupaten.

Juara I yang bakal mewakili Boyolali yaitu Farakhatu Syakira Fidinina. Ia membuat aplikasi berbasis AI yang dapat menjadi alarm bagi sopir yang mengalami microsleep. Aplikasi tersebut dinamai Inovasi Si Perisai atau inovasi sistem peringatan dini microsleep berbasis Artificial Intelligence atau AI.

Aplikasi tersebut bekerja dengan cara mendeteksi wajah, kemiringan kepala, dan sebagainya saat sopir berkendara di jalan. Cara kerjanya, aplikasi tersebut diinstal di handphone lalu terdapat kamera yang diarahkan ke wajah sopir.

Ketika aplikasi mendeteksi microsleep, maka alarm akan berbunyi untuk mengingatkan sang sopir agar beristirahat. “Setelah suara keluar, ada tombol berhenti untuk menghentikan suara tersebut,” jelasnya saat berbincang dengan Solopos.com di SMAN 1 Boyolali, Kamis (13/6/2024).

Ia membuat aplikasi tersebut karena banyak kecelakaan terjadi di Jawa Tengah bahkan di Boyolali dan sekitarnya karena orang-orang memaksakan diri untuk terus berkendara.

Sopir yang seharusnya beristirahat setiap 4 jam sekali selama minimal 30 menit, justru terus melanjutkan perjalanan.

“Sempat juga kecelakaan di tol karena microsleep, akhirnya kami memiliki ide untuk membuat aplikasi saat pengendara lelah dan terlihat tanda-tanda mengantuk maka akan muncul suara untuk menjadi peringatan agar pengendara menepi dan beristirahat untuk mencegah laka lantas,” kata dia.

Ia menjelaskan kamera berbasis AI mendeteksi wajah sopir seperti mata yang tertutup dan miring kanan-kiri, maka alarm akan berbunyi.

Fara mengatakan aplikasi tersebut masih berbasis prototipe dan bakal terus dikembangkan. Nantinya, ia ingin ada alat khusus agar tidak harus memasang handphone di depan sopir atau pengemudi.

“Untuk persiapannya maju ke provinsi, kami masih terus mengembangkan agar aplikasinya lebih lengkap dan berguna. Rencananya tidak hanya peringatan dini, tapi juga kemungkinan terburuk terjadi kecelakaan, aplikais bisa langsung mengirimkan pesan kepada polisi agar datang ke lokasi kecelakaan, ada shareloc [share location/membagikan lokasi] juga,” terangnya.

Selain Fara, ada Nadya Aulia Putri yang menjadi juara II dengan membuat aplikasi KiRemider. Ia juga bakal maju ke tingkat provinsi mewakili Boyolali dalam lomba yang sama.

BACA JUGA: Hebat! Siswa MAN 1 Surakarta Ini Ciptakan Aplikasi Pendeteksi Banjir Berbasis IoT

Dengan aplikasi tersebut, Nadya mengatakan masyarakat bisa melihat tiga waktu uji kir kendaraan terakhir yang dikehendaki. Ada pula alarm selama tujuh hari sebelum waktu uji kir untuk pengendara.

“Misal mau study tour, mau mengecek bus sudah uji kir atau belum berbekal nomor polisinya saja dan dimasukkan ke aplikasi terus bisa mengecek,” kata dia. Dalam mengisi database aplikasi, Nadya bekerja sama dengan organisasi angkutan darat (Organda) Boyolali.

Pengembangan aplikasi terus dilakukan dua siswa SMAN 1 Boyolali tersebut sebelum akhirnya mewakili Kota Susu pada pertengahan Juli 2024.

Petunjuk Pelaksanaan

Sementara itu, guru pembimbing Fara dan Nadya, Handoko, menjelaskan kunci juara I dan II di tingkat kabupaten bisa dipegang SMAN 1 Boyolali karena tim harus paham apa yang ada di dalam petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis.

“Kami akan memenangkan lomba ketika paham betul apa yang termuat di dalam juklak dan juknis lomba. Setelah itu, tema harus kami pegang, kembangkan, analisis, dan evaluasi. Kalau sudah, kami mencari sumber daya manusianya,” kata dia.

Tema dan ide tersebut kemudian disampaikan ke siswa lalu mereka diminta merekam dan menulis. Sehingga, siswa paham apa yang diinginkan pembinanya. Ia mengatakan keterlibatan siswa sangat dominan dalam ide tersebut lalu mengeksekusinya, guru pembina hanya menyampaikan ide gagasan dan narasi.

Kepala SMAN 1 Boyolali, Bambang Prihantoro, mengatakan tiap sekolah di Boyolali diperkenankan mengirim dua peserta. Dua peserta dari SMAN 1 Boyolali menyabet juara I dan II lomba yang digelar Dinas Perhubungan (Dishub) tersebut di tingkat kabupaten.

Kedua murid yang dikirim, Fara dan Nadya, sama-sama aktif di kegiatan karya ilmiah remaja (KIR). Keduanya juga aktif di organisasi seperti Fara menjadi wakil Majelis Perwakilan Kelas (MPK) dan Nadya menjadi pradana putri Pramuka.

“Awalnya kan kirim proposal penelitian dulu, dari proposal dilakukan pengujian oleh juri. Yang dinyatakan lolos akhirnya masuk ke final untuk paparan materi yang hubungannya dengan keselamatan lalu lintas,” kata dia.

Bambang mengatakan torehan prestasi memang berkaitan dengan hasil lomba. Namun, yang lebih penting adalah karakter baik yang bisa ditularkan kepada teman-temannya agar peserta didik SMAN 1 Boyolali mengutamakan keselamatan berlalu lintas dan menghargai hak orang lain di jalan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Solopos.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *