JOGJA—Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengapresiasi inovasi Layanan Antar Jemput Anak Gunungkidul Calon Pemustaka atau Lajang Cakap yang digagas Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Gunungkidul. Inovasi ini bertujuan meningkatkan minat baca pada anak. Tak menutup kemungkinan, inovasi ini menjadi percontohan di tingkat nasional.
Apresiasi itu disampaikan Irma Yuanita, pejabat di Direktorat Penataan Daerah, Otsus dan DPOD Ditjen OTDA Kemendagri dalam acara Rembag Kaistimewaan bertajuk Lajang Cakap (Layanan Antar Jemput Anak Gunungkidul Calon Pemustaka) yang digelar oleh Paniradya Kaistimewan dan disiarkan melalui live streaming Youtube Paniradya Kaistimewaan, Kamis (5/7/2024).
Irma mengatakan Lajang Cakap yang didanai dari Dana Keistimewaan (danais) merupakan program dan inovasi yang layak untuk diperluas karena inovasi tersebut mendekatkan perpustakaan yang merupakan sumber ilmu dengan anak, sehingga anak-anak tergugah untuk membaca buku.
Dalam inovasi tersebut tidak hanya meningkatkan minat baca anak, namun juga bisa mengasah keterampilan anak, karena bukan hanya mengantar jemput anak ke perpustakaan, tetapi juga mengajarkan anak untuk bercerita, membuat berbagai keterampilan, dan mengurangi intensitas bermain gawai.
Menurutnya, Lajang Cakap bisa diterapkan secara nasional. “Inovasi ini kami harapkan tidak hanya di Gunungkidul, tetapi bisa merambah ke kabupaten dan kota lain di Indonesia. Saya melihat program ini bagus, anak-anak bisa sosialisasi dan interaksi sesama. Energi berlebihan bisa tersalurkan lewat kegiatan yang efektif,” katanya.
Paniradya Pati Paniradya Kaistimewaan DIY, Aris Eko Nugroho, mengatakan selama ini Danais diperuntukkan untuk lima keistimewaan, salah satunya kelembagaan. Dalam hal kelembagaan, jajarannya tidak hanya fokus mendanai lembaga, namun inovasi dari lembaga tersebut seperti yang dilakukan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Gunungkidul melalui Lajang Cakap.
BACA JUGA: Harga Bawang dan Cabai Naik, Beras Juga Mahal Hari Ini
Ia berharap inovasi Lajang Cakap juga berkolaborasi dengan organisasi perangkat daerah lainnya agar jangkauannya lebih luas, misalnya dengan Dinas Perhubungan terkait armada bus yang digunakan untuk layanan antar jemput anak ke perpustakaan, serta Dinas Pendidikan untuk mengerahkan anak-anak ke perpustakaan.
Kemudian bisa berkolaborasi dengan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY yang memiliki program menumbuhkan minat baca dan juga ruang belajar soal DIY melalui diorama dan film lima dimensi. “Harapannya inovasi ini tak hanya ada di Dinas perpustakaan dan Arsip, tetapi bisa diwujudkan oleh siapapun bahkan di kalurahan demi mewujudkan kesejahteraan,” katanya.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Gunungkidul, Kisworo, mengatakan Lajang Cakap lahir karena luas Gunungkidul yang mencapai 46,85% dari total luas wilayah DIY, sehingga banyak anak di daerah pinggiran yang belum bisa mengakses perpustakaan.
Karena itu, jajarannya mencoba menggagas layanan antar jemput anak ke perpustakaan secara gratis. “Tujuan Lajang Cakap ini mendekatkan layanan perpustakaan, meningkatkan kegemaran membaca, dan meningkatkan indeks pembangunan literasi masyarakat atau IPLM,” katanya.
Ia menyambut baik Lajang Cakap bisa diterapkan secara nasional. Sejauh ini, inovasi tersebut diakuinya juga sudah mendapat pengakuan dari berbagai lembaga tingkat daerah maupun nasional.
Salah satunya penghargaan Nugra Jasa Dharma Pustaloka 2023 dari Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) untuk kategori pejabat publik yang konsen dalam meningkatkan kegemaran membaca. Penghargaan diberikan kepada Bupati Gunungkidul, Sunaryanta pada malam Gemilang Perpustakaan 2023 di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu (11/10/2023). (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News