Cerp-lechapus.net, JOGJA—Kampung Wisata Rejowinangun merupakan salah satu kampung wisata andalan yang ada di Kota Jogja. Berdasarkan data Dinas Pariwisata Kota Jogja, Kampung Wisata Rejowinangun bahkan menjadi satu-satunya yang menyandang status mandiri.
Daya tarik yang ditawarkan di Kampung Wisata Rejowinangun adalah wilayahnya yang dibagi menjadi 5 klaster. Diantaranya adalah Klaster Budaya di RW 1 hingga RW 5, Klaster Kampung Kerajinan di RW 6 hingga RW 7, dan Klaster Kampung Herbal di RW 8 hingga RW 9. Lalu, ada juga Klaster Kampung Kuliner di RW 10 serta Klaster Kampung Agro di RW 11 hingga RW 13.
Untuk mendukung klaster-klaster yang ada utamanya klater herbal, Kelurahan Rejowinangun menggelar pelatihan pengolahan dan pemasaran produk herbal belum lama ini. Kegiatan ini turut menghadirkan perwakilan klister herbal, ketua RW, hingga PKK Keluarahan Rejowinangun. Lurah Rejowinangun Handani Bagus Setyarso menuturkan pihaknya turut menghadirkan narasumber yang profesional di bidangnya.
“Narasumber Erwando Abadi dengan pengalaman yang pernah diikuti antara lain Bienalle Jogja 2018-2019 dan Festival Djawa Djadoel 2019,” ujar Handani.
Peserta antusias mengikuti kegiatan ini. Handani mengatakan, lewat pelatihan ini diharapkan warga Rejowinangun bisa lebih memahami terkait pengolahan produk-produk herbal. Mereka, diberi materi mengenai pengembangan tanaman rempah Nusantara menjadi produk makanan, minuman, maupun obat tradisional dengan tidak meninggalkan cita rasa khas Nusantara.
Beberapa produk jamu yang coba dihasilkan pada pelatihan kali ini diantaranya, jamu beras kencur, kunir asam, gula asam, hingga jamu temulawak. Ada juga jamu paitan, beer jawa, jahe secang, seruni, infused herbs, dan sirih.
BACA JUGA: Dinas Pariwisata Jogja Menggali Potensi dan Inovasi 25 Kampung Wisata
Selain itu, terdapat pula produk yang diolah menjadi sirup. Misalnya, kayu manis, pekak, cengkeh, jahe, sereh, telang, rosella dan mix herbs dengan pengolahan rempah dan pemasakan maksimal yang di kentalkan menggunakan gula.
“Pada kegiatan ini juga disampaikan terkait strategi tentang pemasaran produk melalui media sosial seperti Instagram, Facebook dan WhatsApp dalam rangka melestarikan dan mengembangkan tanaman rempah Nusantara,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News