Cerp-lechapus.net, JOGJA—Musim kemarau kali ini diperkirakan berjenis kemarau basah. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Jogja meminta masyarakat di provinsi ini berinisiatif memanen air hujan dengan membuat tandon maupun sumur resapan guna mengantisipasi bencana kekeringan yang mungkin terjadi.
“Kami mengimbau untuk memanen air hujan agar pada saat kemarau tidak terjadi kekeringan dan pada saat hujan tidak terjadi banjir,” kata Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD DIY Lilik Andi Aryanto di Jogja, Selasa (7/5/2024).
Menurut Lilik, saat ini masyarakat masih memiliki peluang memanen air hujan dengan membuat biopori atau sumur resapan karena fase musim kemarau di DIY masih belum merata.
Selain itu, kata dia, peluang memanen air hujan masih ada mengingat musim kemarau tahun ini diperkirakan bersifat basah.
“Dengan membuat resapan, selain untuk kebutuhan di tempat kita sendiri, juga bisa sedekah air untuk tetangga kiri-kanan,” ujar dia.
Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Jogja, musim kemarau di DIY bakal dimulai pada dasarian pertama Mei 2024 dan puncaknya akan terjadi pada Juli 2024. “Sekarang masih ada kesempatan memanen air hujan, meskipun peluangnya sudah minim,” kata dia.
Berpijak pengalaman musim kemarau pada 2023, menurut dia, Kabupaten Gunungkidul paling terdampak kekeringan sehingga kala itu pembuatan tandon air digencarkan warga, khususnya di Gunungkidul wilayah selatan.
Dari 18 kecamatan di kabupaten itu, 16 di antaranya membutuhkan dropping air bersih karena mengalami kekeringan.
BACA JUGA: Seorang Anak di Sleman Diduga Tertembak Senapan Angin, Polisi Buru Pelaku
“Di wilayah Gunungkidul bagian selatan sudah membuat tampungan-tampungan air hujan. Namun, setelah adanya PDAM masuk menjadi berkurang,” kata dia.
Selain Gunungkidul, Lilik berharap Kota Jogja dan tiga kabupaten lain di DIY turut menggencarkan gerakan memanen air hujan dengan membuat sumur resapan untuk persediaan air di dalam tanah. Menurut dia, lima kabupaten/kota di DIY telah menyiapkan anggaran untuk mengantisipasi kekeringan selama kemarau.
“Dari kabupaten-kabupaten kemarin memang mereka menganggarkan cuma besarannya berapa kami belum mendapat informasi,” kata dia.
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Jogja Reni Kraningtyas menjelaskan awal musim kemarau di DIY diprakirakan pada Mei 2024 dasarian (10 hari) pertama dan Mei dasarian ketiga.
Meski demikian, menurut dia, pada umumnya atau sebagian besar DIY memasuki awal musim kemarau pada Mei dasarian pertama atau awal Mei dan puncaknya pada Juli 2024.
“Hanya sebagian kecil DIY yang memulai kemarau pada dasarian ketiga, yakni Kulon Progo utara, Sleman utara, serta Gunungkidul selatan dan timur,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara