Cerp-lechapus.net, BANTUL—Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul memastikan hewan kurban yang ada di Bumi Projotamansari aman dari penyakit zoonosis. Hal itu didasarkan dari pemantauan DKPP di tempat penjualan hewan kurban dalam beberapa waktu terakhir.
“Dari sekian ratus titik yang kita amati, sampai saat ini hewan kurban sehat, aman. Kita belum menemukan penyakit. Untuk stok kita aman. Karena kan memang petugas dari puskeswan selama ini intensif melakukan pengecekan juga,” kata Kepala DKPP Bantul, Joko Waluyo, ditemui di sela-sela pemantauan hewan kurban di Kasihan, Bantul, Rabu (29/5/2024).
BACA JUGA: Stok Hewan Kurban untuk Iduladha di Bantul Mencukupi
Menurut Joko, pihaknya sengaja melakukan pemantauan kesehatan hewan demi memberikan kenyamanan dan keamanan bagi sohibul dalam menyembelih hewan kurban, serta memberikan kualitas daging yang asuh kepada penerima daging kurban.
“Kami juga telah meminta kepada takmir masjid agar dalam pembagian hewan kurban tidak menggunakan plastik. Kami berharap pembagian hewan kurban dilakukan menggunakan daun jati, besek dan sarangan,” kata Joko.
Harga Jual Hewan Kurban di Bantul
Untuk kenaikan harga, Joko mengaku hal itu wajar. Namun, dari pantuan yang ada, kenaikan harga hanya terjadi menjelang Iduladha 2024. “Tapi kalau dibanding Iduladha tahun lalu, harganya relatif sama,” ungkap Joko.
Salah satu pedagang hewan kurban di Padokan, Tirtonirmolo, Kasihan, Ahmad Suwardi mengatakan, sapi yang dijual di tempatnya didatangkan dari daerah Sadeng, Gunungkidul. Ia juga memastikan jika sapi yang dijual tersebut sehat dan aman untuk dikonsumsi.
“Karena setiap hari kandang sapi kami bersihkan. Kami juga beri vitamin dan komboran. Sapi ini juga mengantongi surat sehat dan rutin dicek oleh petugas Puskeswan,” katanya.
Menurut Ahmad, saat ini ada 63 ekor sapi yang telah dipesan oleh pembeli. Untuk harga, Ahmad memastikan masih stabil yakni berkisar Rp20 juta sampai Rp25 juta per ekor. “Untuk kendala yang saya alami, yakni mencari barang yang sulit. Selain itu, saat ini banyak takmir masjid yang datang langsung ke desa-desa di Sadeng dan membeli sapi di sana,” ucapnya.
BACA JUGA: Jelang Iduladha 2024, DKPP Bantul Klaim Stok Vaksin PMK Mencukupi
Pedagang sapi kurban lainnya di Dongkelan, Panggungharjo, Sewon, Yoyok mengungkapkan untuk memastikan sapi sehat, pihaknya telah memisahkan antara sapi yang baru datang dan sapi lama. Setelah dipisahkan di kandang terpisah selama dua pekan, sapi tersebut kemudian dijadikan satu dengan sapi lama.
“Ini sudah sesuai dengan imbauan dari petugas kesehatan hewan. Selain itu, pemeriksaan hewan juga rutin dilakukan oleh petugas di tempat kami,” kata Yoyok.
Menurut Yoyok saat ini pihaknya telah menjual sebanyak 45 ekor sapi, sedangkan 26 ekor sapi yang lainnya saat ini masih belum laku. Adapun harga yang dipatok di tempatnya mulai dari Rp19 juta untuk sapi dari Pulau Madura, sedankan untuk sapi dari daerah Rongkop dan Girisubo Kabupaten Gunungkidul dibanderol mulai dari Rp24 juta sampai Rp25 juta per ekor.
“Untuk saat ini harga masih stabil. Yang paling laku itu yang harganya Rp24 jutaan. Untuk harga tertinggi di tempat kami di angka Rp37 juta (bobot 800 kilogram),” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News