JOGJA—Dinas Perindustrian Koperasi dan UKM (Dinkop UKM) Kota Jogja menggelar pameran Sentra Industri Kecil Menengah Lokal (Seloka) di Lapangan Kenari pada 12-20 Juli 2024.
Kegiatan ini merupakan ajang promosi bagi berbagai produk IKM yang ada di Kota Jogja. Mulai dari produk batik tulis, ecoprint, jumputan, shibori, suvenir, kerajinan kulit, hingga blangkon.
Pembina Industri Ahli Muda Dinkop UKM Kota Jogja, Heri Karuniawan menuturkan pameran Seloka turut menampilkan 60 stan produk. Terdiri dari 30 sentra industri kecil menengah (IKM), empat rintisan sentra, Forum Komunikasi UMKM, dan berbagai stan lainnya.
Ada juga pertunjukan musik, berbagai lomba, dan talkshow mengenai pentingnya mengembangkan potensi ekonomi lokal Kota Jogja sebagai daerah tujuan wisata.
Heri menjelaskan pameran Seloka menjadi upaya untuk menggali dan memaksimalkan potensi perekonomian lokal Kota Jogja, utamanya dalam wadah sentra IKM.
Dia menyebut, sentra IKM merupakan sekelompok IKM yang ada dalam satu lokasi. Terdiri dari paling sedikit lima unit usaha yang menghasilkan produk sejenis, menggunakan bahan aku sejenis, dan melakukan proses produksi yang sama.
Heri berharap, pameran Seloka dapat mendorong produk-produk sentra IKM untuk lebih inovatif dan meningkatkan kualitasnya produknya.
“Sehingga dapat mengembangkan usahanya dan berorientasi pada peningkatan standar, baik dari segi produk, desain kemasan, maupun jaringan pemasarannya,” ujar Heri, Minggu (14/7/2024).
Pameran Seloka turut menjadi wadah bertemunya pedagang dengan pembeli. Dari sinilah, diharapkan bisa terjadi perputaran ekonomi. Heri menyebut sejauh ini para pelaku sentra IKM masih menemui sejumlah kendala.
Misalnya kendala terkait dengan lemahnya permodalan. Untuk itu diperlukan penguatan kelembagaan kelompok usaha seperti sentra IKM dalam bentuk koperasi produksi dan mempertemukan para pelaku usaha ini dengan para investor. “Oleh karena itu perlu dilakukan pameran semacam Seloka ini,” imbuhnya.
Heri menambahkan, Kota Jogja bukanlah kota yang bisa menghasilkan bahan baku produksi sendiri. Rantai pasok bahan baku juga terbilang lemah. Untuk itu, perlu adanya upaya mempertemukan berbagai pihak yang mampu memperkuat rantai pasokan bahan baku.
Tujuannya, agar usaha sentra IKM semakin kuat. Kendala lainnya, Heri juga kerap menjumpai lemahnya manajerial yang dijalankan oleh pelaku UKM. “Ini perlunya berbagai pelatihan agar menciptakan SDM yang unggul dan berbagai sertifikasi SDM yang unggul,” tuturnya.
BACA JUGA: Puluhan Pelaku UKM Kota Jogja Ikuti Jakarta Fair 2024
Heri mendorong para pelaku UKM untuk tak hanya berorientasi pada pertumbuhan omzet. Melainkan menjadikan pameran Seloka menjadi upaya promosi dan pengembangan pasar. Diharapkan, melalui pameran Seloka ini bisa mempertemukan para pelaku usaha yang potensial di Kota Jogja dengan para investor, bukan hanya pembeli lokal. “Sehingga, pertumbuhan ekonomi yang diharapkan bisa terjadi,” ungkapnya.
Kepala Dinkop UKM Kota Jogja Tri Karyadi Riyanto Raharjo menuturkan ini merupakan gelaran Seloka kedua kalinya. Totok, sapaannya, mengatakan pameran Seloka merupakan komitmen bersama dalam memajukan sentra IKM Kota Jogja. “Acara diadakan selama delapan hari akan dilaksanakan seoptimal mungkin,” tuturnya.
Totok menyebut, kegiatan ini juga diharapkan dapat mempertemukan para pelaku sentra IKM dengan pendamping dan pembina UMKM di Kota Jogja dan DIY. Termasuk mempertemukan dengan investor-investor dan Bank Indonesia untuk memberikan pendampingan agar IKM bisa berkembang optimal.
“Harapannya setelah mengikuti ajang promosi ini, sentra-sentra IKM di Kota Jogja dapat menghasilkan produk-produk yang inovatif dan berkualitas, sehingga dapat mengembangkan usahanya lebih baik lagi,” ungkapnya. (Alfi Annissa Karin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News