JOGJA—Keluarga Mulyadi (57), peserta Program Jamninan Kesehatan Nasioal (JKN) asal Kalurahan Ambarketawang, Gamping, Sleman merasakan manfaat dari menjadi peserta JKN. Terlebih lagi, sebagai peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) dari pemerintah juga tidak merasa dibeda-bedakan pada saat menggunakan kartu JKN. Berdasarkan pengalamannya, ia
dengan semangat membagikan cerita baiknya kepada seluruh masyarakat.
“Pelayanannya bagus dan tidak membeda-bedakan jenis kepesertaannya. Saya walaupun peserta PBI yang hanya kelas tiga, tetapi oleh Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) maupun di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) tetap dilayani dengan ramah, karena begitu datang langsung dilayani untuk pemeriksaan maupun perawatan,” kata Mulyadi, saat ditemui di ruang rawat inap di Rumah Sakit Queen Latifah di Jalan Ring Road Barat di Kalurahan Nogotirto, Gamping, Sleman, Senin (10/6/2024).
BACA JUGA : Tak Cuma Berobat Rutin, Biaya Operasi Patah Kaki Juga Dijamin BPJS Kesehatan
Ia mengatakan, pelayanan baik ini bisa dilihat dari proses operasi tangan karena tertusuk duri ikan nila satu bulan yang lalu. Pada saat awal terluka, ia mengira hanya sakit biasa, sehingga menjalani rawat jalan. Hanya saja, penyakit di bagian jari ini tak kunjung sembuh dan malah semakin parah. Kondisi pun merembet ke telapak tangan yang terlihat kebiru-biruan. Oleh karena itu, dokter menyarankan untuk operasi agar luka segera sembuh.
“Sekarang sudah membaik dan tinggal penyembuhan saja. Tangan yang kebiru-biruan juga sudah hilang. Menurut dokter, luka tak kunjung sembuh ini dikarenakan penyakit diabetes yang saya derita sejak tiga tahun lalu. Jadi selama menderita diabetes saya rutin cek ke Puskesmas Gamping dan biaya semuanya ditanggung oleh BPJS Kesehatan,” tambah
Mulyadi.
Sejak dirinya mengetahui dan terdaftar sebagai peserta Program JKN, ia merasa biaya berobat tak lagi jadi masalah. Karena itulah, ia dan keluarga mengaku cukup tenang Ketikaberobat ada tindakan yang harus dilakukan dokter. Dirinya tidak merasa cemas dengan tindakan operasi yang membutuhkan biaya besar karena ia yakin bahwa Program JKN akan
menjamin biaya pelayanan yang ia terima sampai sembuh.
“Saya tidak pernah merasa khawatir ketika mendengar kata operasi, walapun ini pengalaman pertama menggunakan Program JKN. Saya yakin dan percaya biaya yang akan muncul dengan seluruh tindakan medis yang saya terima dijamin penuh oleh Program JKN. Intinya, dengan tetap mengikuti alur dan prosedur yang telah ditetapkan, semua akan ditangani sesuai Indikasi medisnya. Terbukti dengan pengalaman saya sendiri, tanpa mengeluarkan tambahan
biaya,” jelas Mulyadi.
Mulyadi mengungkapkan manfaat dari menjadi peserta JKN tidak hanya dirasakan oleh dirinya sendiri. Pasalnya, anaknya juga memanfaatkan untuk operasi.Ia bercerita, sekitar enam bulan lalu, anaknya terjatuh dari sepeda motor yang mengakibatkan tangannya patah. Dikarenakan kecelakaan tunggal, maka biaya operasi tidak bisa dibiayai oleh Jasa Raharja. Namun, dia bersyukur tidak harus mengeluarkan biaya dikarenakan operasi bisa ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Untuk kondisi sekarang sudah pulih seperti sedia kala.
“Tidak hanya operasinya saja yang ditanggung, saat pencabutan pen juga tanpa dipungut biaya. Kami bersyukur ada BPJS Kesehatan yang membantu keluarga kami,” katanya.
Mulyadi berharap Program JKN yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan dapat terus berjalan dalam jangka waktu yang lama. Ia meyakini setiap inovasi yang dikeluarkan oleh BPJS Kesehatan akan menjadi solusi terkini yang dapat memberikan kemudahan dan manfaat nyata bagi masyarakat Indonesia.
“Masyarakat juga harus mengetahui alur pelayanan sesuai prosedur dan ketentuan berlaku yang ditetapkan oleh Program JKN, agar semua biaya pelayanan dijamin oleh BPJS Kesehatan sesuai indikasi medis,” ujar Mulyadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News