Cerp-lechapus.net, SLEMAN—Mimpi Pemkab untuk memiliki Taman Budaya Sleman masih jauh dari harapan. Pasalnya, hingga sekarang perkembangan baru sebatas pematangan lahan.
Sub Koordinator Kelompok Subtansi Bangunan Gedung, Bidang Cipta Karya, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Sleman, Rakhmadi mengatakan, sudah membuat kajian berkatian dengan pembanguna Taman Budaya Sleman.
BACA JUGA: Upacara Adat Suran Mbah Demang, Ajak Teladani Nilai Luhur Ki Demang Cokrodikromo
Diperkirakan untuk membangunnya membutuhkan anggaran sekitar Rp146 miliar. “Untuk merealisasikan pembangunan, kami mengusulkan melalui dana keistimewaan,” kata Rakhmadi, Senin (15/7/2024).
Meski demikian, ia mengakui hingga saat ini, proses pembangunan masih sebatas wacana. Adapun perkembangan baru sebatas pematangan lahan yang terlaksana di 2023, sedangkan kelanjutannya masih menunggu kucuran danais dari Pemerintah DIY.
“Tiap tahun kami mengusulkan agaran untuk melanjutkan pembangunan. Tapi, belum membuahkan hasil, tapi kami tetap berusaha dan untuk pembangunan di 2026 mengusulkan anggaran danais yang nilainya mencapai Rp131,8 miliar,” katanya.
Hal tak jauh berbeda diungkapkan oleh Kepala Dinas Kebudayaan atau Kundha Kabudayan Sleman, Edy Winarya. Menurut dia, pembangunan Taman Budaya sejalan dengan keistimewaan yang dimiliki Pemerintah DIY. Selain itu, juga selaras dengan Undang-Undang No.5/2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
Dia menjelaskan, untuk Lokasi tidak ada masalah karena sudah menyiapkan area seluas 2,5 hektare di Kalurahan Padowoharjo, Sleman. Hanya saja, pembangunan mengalami kemunduran dikarenakan adanya kegagalan proses lelang di 2023 lalu. “Sekarang masih dalam proses pengusulan setelah kegagalan lelang di tahun lalu. Yang jelas, pembangunannya melalui skema multiyear,” katanya.
Meski belum juga dibangun, ia sudah memiliki gambaran besar terkait dengan bentuk dan fasilitas di Taman Budaya. Sesuai dengan kajian yang dibentuk, bangunan utama akan dibangun dengan konsep tiga lantai.
Adapun pembangiannya ada ruang auditorium, ruang pameran berskala internasional. Selain itu, bentuk bangunan juga mempertahankan ada Jawa. Terdiri dari Joglo, Dalem Ageng, Peringgitan Gandog kiwo dan Gandog tengen.
“Nanti juga ada fasilitas ampiteaternya,” kata Edy.
Ia berpendapat, pembangunan Taman Budaya Sleman tidak membutuhkan tempat seluas di Gunungkidul maupun Kulonprogo. Meski demikian, Edy memastikan fasilitas yang dimiliki dapat dioptimalkan sesuai dengan tujuan pembangunan.
“Konsepnya memang lebih minimalis, tapi secara manfaat dapat dioptimalkan sesuai dengan peruntukannya. Pembangunan ditangani oleh DPUPKP Sleman, tapi kami berharap bisa segera direalisasikan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News