JOGJA—Upaya untuk menggenjot tingkat kegemaran membaca dan literasi masyarakat terus dilakukan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY lewat sejumlah program, salah satunya melalui bedah buku.
Pustakawan Ahli Muda DPAD DIY, Trilastiti Suryaningtyas, mengungkapkan pada 2023 DIY meraih peringkat pertama pada aspek kegemaran membaca tingkat nasional. Tingkat kegemaran membaca di DIY paling tinggi se-Indonesia. Tak hanya itu, DIY juga menjadi daerah di peringkat pertama dalam indeks pembangunan literasi masyarakat.
BACA JUGA : DPAD Bedah Buku di Mergangsan untuk Ciptakan Generasi Emas
Meski meraih torehan mentereng, upaya meningkatkan kegemaran membaca dan literasi masyarakat terus dilakukan. DPAD DIY masih terus melakukan berbagai program untuk mengerek tingkat kegemaran membaca, salah satunya lewat bedah buku yang menyasar desa-desa di Bumi Mataram.
“Acara ini merupakan kerja sama DPAD dan DPRD DIY dalam upaya meningkatkan kegemaran membaca masyarakat di DIY,” kata Asti dalam agenda Bedah Buku berjudul Gus Dur : Pembela Minoritas Etnis Keagamaan, Pecinta Ulama Sepanjang Zaman, di Omah Joglo Tanjung, Kalurahan Donoharjo, Kapanewon Ngaglik, Sleman, Kamis (27/6).
Dalam program ini, DPAD DIY hadir mendatangi masyarakat berbagai pelosok desa di DIY. Total lebih dari 200 lokasi menjadi sasaran kegiatan bedah buku. Diharapkan dengan agenda ini masyarakat semakin gemar membaca buku. Asti berharap buku yang dibedah tidak hanya disimpan, namun dapat dibaca dan pengetahuan yang ada di dalamnya bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari. “Mudah-mudahan upaya seperti ini terus berkelanjutan. Kegemaran membaca bisa dimulai dari diri sendiri, kemudian ditularkan kepada keluarga, anak didik dan lingkungan sekitar,” katanya.
Dalam bedah buku, Anggota DPRD DIY, Sudaryanto, menyinggung berbagai hal yang dapat dipelajari dari sosok Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. “Masyarakat bisa belajar dari sejumlah pokok pikiran Gus Dur seperti pluralisme, toleransi dan selalu membela kaum minoritas,” katanya.
BACA JUGA : DPAD DIY Beri Inspirasi Menu Bergizi lewat Gelaran Bedah Buku
Menurut Sudaryanto, gagasan Gus Dur sangat membantu kaum minoritas. Untuk itu, sikap toleransi di dalam masyarakat harus terus dijaga. “Dengan kerendahan hati masyarakat bisa mengikuti acara ini dan mengambil teladan yang ada di dalam buku ini,” kata Sudaryanto.
Bagi Sudaryanto, buku merupakan cakrawala dan sumber ilmu. Ketika masyarakat membaca buku, nantinya orang tersebut akan menjadi terbuka pemikirannya. “Kalau buku itu dibaca kemudian diresapi kemudian dimengerti maknanya, maka kita bisa mengolah pola pikir sehingga menghasilkan sesuatu,” katanya. (BC)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News