Cerp-lechapus.net, SLEMAN—Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DPP) Sleman optimistis target 179.174 ton gabah kering giling di tahun ini bisa terpenuhi. Pasalnya, di masa panen pertama 2024, produktivitas yang dihasilkan mencapai 76.798 ton.
Kepala Bidang Tanaman Pangan DPP Sleman, Siti Rochayah mengatakan, petani sudah memasuki masa panen raya perdana mulai Januari hingga April lalu. Untuk saat ini sudah memasuki masa tanam untuk periode kedua.
Dia menjelaskan, di panen raya perdana 2024, tercatat ada 12.643,3 hektare lahan tanaman padi yang panen. Jumlah ini terdiri dari lahan padi sawah seluas 12.173,3 hektare dan sisanya 470 hektare merupakan padi ladang.
BACA JUGA: Hingga April 2024 Panen Padi di DIY Capai 411.330 Ton, Tertinggi Gunungkidul
“Hasil pengubinan yang dilakukan, untuk padi sawah provitasnya mencapai 6,1 ton per hektarenya. Sedangkan untuk padi ladang di kisaran 3,4 ton per hektare,” kata Siti, Selasa (28/5/2024).
Secara total panen raya perdana ini mampu menghasilkan gabah kering giling seberat 76.789 ton. Produktivitas ini berasal dari lahan padi sawah seberat 75.179 ton dan padi ladang sebanyak 1.619 ton.
Siti menambahkan, ada target produksi beras mencapai 179.174 ton gabah kering giling di 2024. Hasil panen raya perdana yang telah dicatat menambah keyakinan target produksi ini dapat terpenuhi.
“Masih ada panen di masa tanam kedua dan ketiga. Mudah-mudahan hasilnya bagus sehingga target produksi untuk memperkuat ketahanan pangan di Sleman dapat tercapai,” katanya.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan, Suparmono mengatakan, akan terus berupaya meningkatkan produktivitas tanaman pangan, khususnya beras di Masyarakat. Selain pemilihan bibit unggul untuk produksi, juga rutin diberikan bantuan alat mesin pertanian.
Menurut dia, bantuan tahap pertama senilai Rp2,8 miliar sudah digelontorkan ke kelompok tani sebanyak 200 kelompok. Adapun bantuan ada 129 mesin potong rumput, 53 unit pompa, 23 unit cultivator, 53 unit traktor ruda dua hingga 18 kincir dan genset.
BACA JUGA: Dinas Pertanian Sebut Panen Padi DIY Sudah Capai 90%
“Kami juga sudah menyalurkan sembilan unit pompa dari Kementerian Pertanian kepada kelompok tani di Sleman,” kata Pram.
Menurut dia, bantuan akan terus diupayakan. Terlebih lagi, saat ini ada prediksi kemarau di tahun ini juga bisa lebih lama dari biasanya.
“Sudah kami susun dan saat pembahasan APBD Perubahan akan mengusulkan bantuan minimal 50 mesin pompa untuk petani,” katanya.
Pram mengakui bantuan pompanisasi bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas. Sebagai gambaran, di wilayah seperti di Kalurahan Gayamharjo, Prambanan hanya bisa panen padi sekali dikarena mengandalkan pertanian model tadah hujan.
Diharapkan bantuan pompanisasi, maka masa tanam bisa ditambah sehingga produktivitasnya meningkat. “Ada contoh lain wilayah yang hanya panen sekali seperti di Kalurahan Sindumartani, Ngemplak. Ada sekitar sepuluh hektare lahan, kalau dibantu dengan pompa maka intensitas tanam bisa dua kali sehingga panennya bertambah,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News