Cerp-lechapus.net, BANTUL—Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) Kabupaten Bantul menilai banyaknya pembangunan perumahan di Bumi Projotamansari telah memberi dampak kepada peningkatan nilai tanah.
Dari catatan BPKAD, saat ini nilai tanah tertinggi masih berada di tiga kapanewon yakni Banguntapan, Sewon dan Kasihan. Adapun nilai tanah termurah ada di Kapanewon Dlingo.
Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan dan Penetapan BPKPAD Kabupaten Bantul, Anggit Nur Hidayat mengungkapkan berdasarkan survei penawaran nilai tanah yang dilakukan beberapa waktu lalu,
untuk kawasan aglomerasi seperti di Kapanewon Banguntapan, Sewon dan Kasihan, nilai jual tanah tertinggi ada di tepi Jalan Gedongkuning, Banguntapan. Nilai tanah disana saat ini mencapai Rp6 juta per meter persegi.
Harga tersebut, ungkap Anggit, hampir sama dengan kawasan di Ringroad Timur Banguntapan dengan nilai Rp6 juta per meter persegi. Sementara nilai tanah untuk pinggir jalan ringroad sekitar UMY, Tamantirto, Kasihan antara Rp5 sampai 6 juta per meter persegi.
Baca Juga
Harga Tanah di Jogja Gila-gilaan Bikin Pengembang Kesulitan Bangun Rumah Subsidi
Harga Tanah Sepanjang JJLS Wilayah Bantul Mulai Naik, Segini Besarannya
Daftar Wilayah dengan Harga Tanah dan Properti Termahal di Indonesia, Salah Satunya Jogja?
Sementara, untuk kawasan Ringroad di kawasan Sewon, nilai tanah sekitar Rp4 juta per meter persegi. Sedangkan untuk Jalan Bantul, nilainya mulai Rp4 sampai 5 juta per meter persegi.
“Harga itu untuk yang ada di tepi jalan raya, ya. Tentu nilainya akan berbeda. Tergantung aksesnya juga,” kata Anggit ditemui Rabu (22/5/2024) di ruang kerjanya.
Menurut dia, tingginya nilai tanah dipengaruhi banyak hal. Mulai dari lokasi, bentuk dan luasan. Untuk nilai tanah di pinggir jalan akan lebih tinggi dibandingkan dengan tanah yang tidak memilki akses jalan.
Selain itu, Anggit juga melihat nilai tanah juga dipengaruhi dengan ada tidaknya kawasan perumahan di wilayah tersebut. Sebab, diakuinya keberadan perumahan, cukup mendongkrak nilai tanah di suatu kawasan.
Ia mencontohkan nilai tanah di Sedayu, Pajangan, dan sekitaran Bangunjiwo serta Guwosari saat ini mengalami peningkatan karena banyaknya perumahan di kawasan tersebut.
“Jadi ada andilnya juga, keberadaan perumahan. Seperti Sedayu itu nilainya sekarang tinggi,” ungkap Anggit.
Dia memastikan untuk nilai tanah di Sedayu saat ini lebih tinggi dibandingkan tiga kapanewon di pesisir Selatan Bantul seperti Kretek, Sanden dan Srandakan. Padahal, nilai tanah di tiga kapanewon tersebut saat ini telah terdongkrak setelah keberadaan jalur jalan lintas selatan (JJLS). “Dulu di sana (sebelum ada JJLS) nilainya hanya Rp300.000, saat ini lebih dari Rp1 juta,” katanya.
Sementara untuk nilai tanah yang berada di kawasan episentrum gempa 2006, yakni kawasan Pundong, Anggit mengaku saat ini juga mengalami peningkatan. Apalagi, saat ini mulai ada yang membangun perumahan dengan skala kecil di kawasan tersebut.
“Jadi adanya stigma jika kawasan tersebut rawan gempa tidak berpengaruh sekarang,” ungkapnya.
Hal ini, kata dia, berbeda dengan nilai tanah di Dlingo. Di kawasan yang berbatasan dengan Kabupaten Gungkidul tersebut, masih ada harga tanah dengan nilai ratusan ribu. Karena, kata Anggit di kawasan tersebut masih berupa pegunungan. “Apalagi yang tidak ada akses jalan. Pasti nilainya lebih rendah,” ucap Anggit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News