Cerp-lechapus.net, JAKARTA—Kebanyakan orang usia paruh baya telah keliru dan percaya bahwa mereka tidak mengalami obesitas. Padahal, menurut sebuah penelitian di Italia yang mengamati lemak tubuh menunjukkan ada jutaan orang obesitas tersembunyi yang tidak menyadari dirinya sudah masuk dalam kategori obesitas.
Obesitas merupakan kondisi medis berupa berat badan di atas normal karena penumpukan lemak berlebih. Hal ini bisa memicu risiko berbagai penyakit seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, penurunan kepadatan tulang, dan lainnya.
Melansir BBC, menurut para peneliti, batasan pengukuran baru dengan angka lebih rendah untuk obesitas bisa memberikan gambaran yang lebih baik tentang siapa saja yang terkena dampak obesitas.
Berdasarkan penelitan yang dilakukan oleh University of Tor Vergata di Roma, seiring bertambahnya usia, otot menurun dan lemak menumpuk di sekitar organ di daerah pinggang.
Hal ini seringkali terjadi tanpa perubahan berat badan. Oleh karena itu, tantangannya selanjutnya adalah bagaimana menemukan alat yang dapat dengan mudah menentukan orang yang obesitas.
Sebelumnya, cara standar untuk mengategorikan berat badan seseorang adalah dengan menghitung indeks massa tubuh, atau Body Mass Index (BMI).
Pengukuran ini menghitung dengan cara membagi berat badan orang dewasa dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badan dalam meter, yang menghasilkan indeks berikut:
- 18,5-25: berat badan yang sehat
- 25-29: kelebihan berat badan
- 30 atau lebih: mengalami obesitas
Metode ini memang cara yang cepat dan mudah, serta didukung oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan cukup akurat pada sebagian besar orang.
Namun, pengukuran ini tidak dapat membedakan antara lemak, otot, dan tulang. Sebuah penelitian terhadap 4.800 orang dewasa berusia 40-80 tahun, yang dipimpin oleh Universitas Tor Vergata di Roma, dan dipresentasikan di Kongres Obesitas Eropa, mencari alternatif, mengukur persentase lemak tubuh.
BACA JUGA: Atasi Obesitas dengan Rumus Kalori Ini
Hasilnya, hanya 38% pria dan 41% wanita yang memiliki BMI di atas 30. Akan tetapi ketika melihat persentase lemak tubuh mereka yang dihitung menggunakan pemindaian, sebanyak masing-masing 71% dan 64% ditemukan mengalami obesitas.
Menurut Prof. Antonino De Lorenzo, yang terlibat dalam penelitian tersebut, jika masih terus menggunakan standar WHO untuk skrining obesitas, akan ada banyak nyawa orang dewasa paruh baya yang terancam oleh risiko penyakit terkait obesitas, termasuk diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan beberapa jenis kanker.
Menurutnya, BMI dengan indeks 27 harus digunakan sebagai batasan baru untuk menentukan obesitas di masa depan. “Menetapkan titik batas BMI baru dalam pengaturan klinis dan pedoman obesitas akan bermanfaat bagi potensi kesehatan jutaan orang lanjut usia,” kata Prof De Lorenzo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com