JOGJA-Pekan lalu, saya akhirnya berkesempatan mengunjungi kawasan terpadu salah satu raksasa industri pulp dan kertas nasional, yaitu Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) di Pangkalan Kerinci, Pelalawan, Riau, sejak ajakan berkunjung pertama kalinya belasan tahun silam. Siapa sangka kawasan yang semula adalah alas gung liwang-liwung—hutan belantara—itu kini menjelma sebagai kawasan industri penghasil produk kertas terpadu yang cukup terpandang di dunia.
RAPP kini merupakan salah satu ‘pemain’ elit dari kalangan produsen kertas global, yang telah menggunakan sistem produksi supermodern dan menerapkan strategi industri berkesinambungan terkait dengan kelestarian hutan produksi. Kapasitas tahunan sejumlah produsen raksasa kertas di dunia saat ini, berturut-turut adalah International Paper dari AS (sekitar 22 juta ton), China National Paper/CNP (12 juta ton), Asia Pulp & Paper dari Indonesia (10 juta ton), Stora Enso dari Finlandia (8.7 juta ton), Mondi Groupdari Inggris (8 juta ton), dan Sappi dari Afrika Selatan (4,5 juta ton).
Di luar keenam raksasa tersebut, terdapat beberapa pemain yang tidak dapat dianggap enteng. Mereka adalah UPM-Kymmene Corporation dari Finlandia, Sodra dan Rottneros (keduanya dari Swedia), serta Nine Dragons Paper yang juga dari China.
Hal yang sangat mengesankan dari kawasan industri terpadu di Pengkalan Kerinci itu adalah keterpaduan April Group dengan rantai pasok bahan baku, yang dibuat sedemikian komplet dan saling mendukung. Mereka bahkan mengembangkan pula fasilitas nursery alias penyiapan sedikitnya 300 juta batang bibit tanaman—eucalyptus dan akasia—per tahun.
Jumlah bibit sebanyak itu untuk memenuhi kebutuhan sekitar 480.000 hektare hutan tanaman industri yang merupakan sumber bahan baku untuk pabrik pulp dan kertas yang mereka kelola itu. Total lahan yang dialokasikan untuk April Group mencapai 1 juta ha, dengan 51% di antaranya kini diperuntukkan bagi program konservasi, penggunaan oleh masyarakat, dan infrastruktur.
PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) merupakan perusahaan yang bernaung di bawah Asia Pacific Resources International Limited (April) Group yang didirikan pada 1992, di bawah konglomerasi Raja Garuda Mas (RGM). Sejak 2009, RGM mengubah diri menjadi Royal Golden Eagle (RGE), seiring dengan international exposure-nya sehubungan dengan perluasan usaha ke seluruh dunia. RGE tak hanya beroperasi di Indonesia, tetapi juga memiliki investasi di sejumlah negara di Asia Tenggara serta di China, Kanada, dan Brasil.
PT Riau Andalan Pulp and Paper (PT RAPP), unit bisnis April Group, yang beroperasi di Riau dinilai berhasil mendorong pertumbuhan Pangkalan Kerinci dari desa kecil dengan 200 kepala keluarga menjadi kota dengan jumlah penghuni lebih dari 200.000 orang penduduk.
RGE (Royal Golden Eagle), yang didirikan oleh Sukanto Tanoto pada 1973, merupakan perusahaan yang mengelola berbagai sektor, termasuk industri pulp dan kertas. RGE memiliki beberapa perusahaan dalam grupnya, termasuk April Group merupakan salah satu produsen pulp terbesar di dunia yang beroperasi di Pengkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.
Group usaha itu menempuh berbagai inisiatif untuk memastikan bahwa pengambilan sumber daya alam dilakukan secara berkelanjutan, termasuk program sertifikasi untuk memastikan bahwa operasi mereka tidak merusak ekosistem. Selain itu, mereka juga berinvestasi dalam jumlah tidak kecil untuk teknologi ramah lingkungan. RGE terus berinovasi dengan teknologi yang lebih efisien dan ramah lingkungan untuk mengurangi dampak negatif dari operasional industri pulp. Ini termasuk penggunaan energi terbarukan dan pengolahan limbah yang lebih baik.
RGE berkontribusi pada ekonomi lokal melalui penciptaan lapangan kerja dan mendukung komunitas sekitar dalam aspek pendidikan dan infrastruktur. Meskipun banyak inisiatif positif, RGE dan industri pulp di Riau juga menghadapi kritik terkait deforestasi, kebakaran hutan, dan dampak terhadap masyarakat lokal. Berbagai LSM dan komunitas lingkungan seringkali menyoroti isu-isu ini dalam upaya untuk mendorong praktik yang lebih bertanggung jawab.
Efisiensi industri pulp April Group, yang merupakan bagian dari RGE (Royal Golden Eagle) yang didirikan oleh Sukanto Tanoto, dapat diukur dari berbagai aspek, termasuk proses produksi, manajemen sumber daya, dan dampak lingkungan. Berikut adalah beberapa faktor yang biasanya dipertimbangkan dalam menilai efisiensi APRIL Group:
April Group terlibat dalam penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan efisiensi proses produksi dan meminimalkan dampak lingkungan, termasuk pengolahan air dan pengurangan emisi karbon. Salah satu fasilitas riset dan pengembangan RGE yang saya kunjungi—di tengah-tenga kawasan hutan dan industri terpadu RAPP—membuat kami terpukau. Fasilitas itu termasuk pelitian terhadap tanaman utama yang menjadi bahan baku
Sebagai entitas usaha yang telah menyatakan komitmen untuk menerapkan sistem berkelanjutan, April Group melaporkan kinerja lingkungan mereka secara berkala, termasuk penggunaan air, emisi, dan pengelolaan limbah. Transparansi dalam laporan ini dapat memberikan gambaran tentang efisiensi operasional mereka dan komitmen terhadap keberlanjutan.
Pembangunan Berkelanjutan
April Group, menerapkan berbagai metode dan strategi untuk meningkatkan efisiensi industri pulp terpadu di Pangkalan Kerinci, Riau. Beberapa metode yang diterapkan meliputi investasi dalam teknologi produksi terbaru untuk meningkatkan efisiensi proses produksi pulp dan kertas. Ini termasuk penggunaan peralatan yang canggih untuk proses pengolahan dan pemantauan. Selain itu, April Group menggunakan dan mengelola sumber daya alam yang berkelanjutan, termasuk hutan tanaman industri yang dirancang khusus untuk memastikan pasokan bahan baku yang berkelanjutan dan efisien.
RGE juga berkomitmen untuk menggunakan sumber energi terbarukan dalam operasionalnya. Penggunaan biomassa dari limbah kayu sebagai sumber energi membantu mengurangi kebergantungan pada sumber energi fosil dan mengurangi emisi karbon. Di samping itu, untuk dapat bersaing di fora internasional, perusahaan tersebut mengimplementasi praktik manajemen yang baik dalam proses produksi untuk mengurangi limbah, meningkatkan hasil, dan meminimalkan penggunaan air dan energi.
RGE melakukan pula pengembangan sistem pengolahan air yang efisien untuk mendaur ulang dan mengurangi penggunaan air dalam proses produksi. Pengelolaan limbah juga dilakukan dengan cara yang berkelanjutan dengan memanfaatkan limbah sebagai sumber daya.
Salah satu poin penting untuk menjaga kesinambungan usaha April Group adalah menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan karyawan mengenai praktik terbaik dalam produksi dan keberlanjutan guna meningkatkan efisiensi operasional. Karena itu, mereka memilih bekerja sama dengan masyarakat lokal untuk menciptakan program keberlanjutan yang mendukung kesejahteraan sosial dan lingkungan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan stabilitas operasional jangka panjang.
Berbagai upaya tersebut dimaksudkan untuk memenuhi standar yang lebih tinggi dalam efisiensi serta keberlanjutan, serta berkontribusi pada tujuan perusahaan untuk menjaga lingkungan sembari meningkatkan produktivitas dan profitabilitas.
Tiada gading yang tak retak. Meskipun terdapat cukup banyak upaya untuk meningkatkan efisiensi berbasis sistem berkelanjutan, April Group tetap saja menghadapi tantangan, termasuk kritik dari berbagai kelompok lingkungan terkait praktik pengelolaan lahan dan dampak dari produksi pulp terhadap keanekaragaman hayati dan komunitas lokal.
RGE, khususnya melalui anak perusahaannya April Group, menghadapi berbagai kritik dan catatan terkait kinerja di bidang lingkungan itu dengan langkah nyata. Beberapa isu yang sering diangkat meliputi deforestasi, yang dianggap dapat mengancam habitat flora dan fauna lokal. Isyu lain yang harus mereka hadapi adalah kegiatan konversi hutan menjadi perkebunan tanaman monokultur mengurangi keanekaragaman hayati. Hal ini berdampak negatif pada ekosistem lokal dan dapat menghancurkan spesies yang terancam punah.
Juga terdapat tudingan bahwa operasional pabrik dapat menghasilkan limbah yang mencemari sungai dan badan air lainnya. Polusi udara juga menjadi perhatian, terutama dari pembakaran limbah perkebunan. Namun, dari penjelasan Aji Wihardandi, Kepala Komunikasi Korporat RAPP, perusahaannya justru mendukung program iklim positif yang bertujuan mengurangi emisi karbon.
“Kami berkomitmen untuk menjaga peningkatan produktivitas dan mendorong konservasi. Kami juga sangat mendukung produksi secara efisien dan ramah lingkungan, serta ingin selalu berkembang bersama masyarakat.”
April Group menjawab bebagai kritik tersebut dengan sejumlah strategi a.l. melalui pemberdayaan ekonomi, melaksanakan program pendidikan, memberikan pelayanan Kesehatan, mempraktikkan sistem pertanian berkelanjutan, membangun infrastruktur, melakukan konservasi lingkungan, dan memberdayakan termasuk di antaranya melaksanakan program tanggung jawab sosial.
Melalui Community Development Center, April Group memfasilitasi pelatihan keterampilan bagi masyarakat lokal, memungkinkan mereka untuk mengembangkan usaha mikro dan kecil, termasuk mengembangkan produk batik lokal. Program ini menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Mereka juga beinvestasi dalam pendidikan, termasuk penyediaan beasiswa, pembenahan fasilitas pendidikan, dan program pelatihan guru untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan di daerah operasional mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara