PACITAN—Puluhan pendidik menyambut baik ajakan kolaborasi yang digalakkan Museum Song Terus. Mereka tak sabar membawa anak didik mereka untuk terlibat kegiatan aktivasi museum.
Hal itu terlihat dari antusiasme 50 guru dari berbagai tingkatan pendidikan di Pacitan, Jawa Timur yang hadir dalam Temu Publik Vol. 3 di Museum Song Terus pada Jumat (26/7/2024). Para peserta berasal dari wilayah sekitar museum, yaitu Kecamatan Punung, Donorojo, dan Pringkuku.
Penanggung Jawab Unit Museum Song Terus Albertus Nikko Suko Dwiyanto menerangkan kegiatan temu publik ini ditujukan bagi para pelaku di dunia pendidikan agar bisa mengikuti kegiatan aktivasi Museum Song Terus. “Harapannya bapak dan ibu guru bisa memanfaatkan fasilitas di sini untuk keperluan pendidikan anak-anak di Pacitan,” terangnya dalam sambutan acara, Jumat.
Perwakilan dari Indonesian Heritage Agency (IHA)/Museum dan Cagar Budaya (MCB), Rizki Ayu Ramadhana dalam paparannya menerangkan bahwa Museum Song Terus tidak hanya memiliki ruang pamer yang bisa menambah wawasan anak didik. Museum ini juga dilengkapi auditorium, ruang anak, dan ampiteater yang bisa dimanfaatkan pihak sekolah untuk berkegiatan.
Museum Song Terus merupakan sebuah museum di Pacitan yang koleksinya berfokus pada perjalanan manusia, kebudayaan, dan lingkungan alam di Gunung Sewu sejak zaman prasejarah. Meski demikian, Rizki menekankan bahwa keberadaan museum ini ke depannya tidak hanya edukatif secara arkeologis, melainkan juga dari sisi seni dan budaya.
“Dengan adanya pelibatan ekosistem budaya, ekosistem seni, dan ekosistem pendidikan, harapannya bisa meningkatkan pelayanan museum agar bisa bermanfaat di masyarakat dan menjadi sarana pendidikan,” kata Rizki.
Misalnya, auditorium bisa digunakan sebagai ruang diskusi maupun menonton film edukasi. Sementara itu ampiteater bisa digunakan untuk pertunjukan seni dan budaya. Bahkan, ia pun tidak menutup kemungkinan para siswa bisa mengakses laboratorium di Museum Song Terus.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan, Budianto mendukung penuh upaya Museum Song Terus dalam membuka berbagai fasilitas dan layanan yang bisa dimanfaatkan untuk peningkatan pendidikan di Pacitan. Ia berharap para guru dan sekolah juga bisa menyusun materi pembelajaran yang relevan dengan keberadaan museum ini.
“Yang meneliti benda prasejarah di Museum Song Terus ini justru arkeolog dari tempat yang jauh. Harapannya ke depan hisa membangkitkan minat anak-anak di Pacitan untuk jadi peneliti di rumahnya sendiri,” kata Budianto.
Salah satu guru sekaligus peserta Temu Publik Vol. 3, Krisna juga mengajukan usulan bagi Museum Song Terus agar tidak hanya membuat program tur di dalam ruang pamer di museum. “Saran saya juga ada tur di luar museum, sehingga bisa memberikan pembelajaran kontekstual bagi siswa. Misalnya keliling ke goa tempat ditemukannya koleksi museum,” usulnya. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News