Cerp-lechapus.net, JOGJA—Direktur Utama PT PELNI (Persero) Tri Andayani berbagi pengalaman karier di hadapan calon peserta wisuda Pascasarjana, Spesialis dan Subspesialis Universitas Gadjah Mada (UGM) di Grha Sabha Pramana (GSP), Selasa (23/7/2024). Ia menceritakan pengalaman karier untuk memberikan motivasi kepada lulusan khususnya fresh graduate yang belum bekerja.
Kegiatan itu dihadiri Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat dan Alumni UGM Arie Sujito, Pengurus Pusat Kagama, Direktur Pemasaran dan Penjualan Bisnis Indonesia sekaligus alumni UGM, Hery Trianto.
BACA JUGA : Pengda Kagama DIY Usulkan Pembangunan Patung Sang Maha Patih Gadjah Mada
Tri Andayani mengungkapkan, sama seperti para pencari kerja pada umumnya, usai lulus dari pascasarjana UGM tahun 1998 ia mengirimkan banyak lamaran menggunakan amplop lewat kantor pos serta beberapa lewat email yang saat itu masih yahoo.com. Hingga akhirnya diterima di BNI. Baginya keyakinan harus dimiliki ketika akan melamar ke suatu perusahaan.
Salah satu alasan ia memilih di perusahaan BUMN karena masih bersifat mengabdi kepada negara, selain ada kepuasan karena melayani banyak orang, juga mendatangkan berkah.
“Jadi saya juga berawal dari melamar pekerjaan tahun 1998, di antara 100 amplop [lamaran] yang saya kirim lewat pos itu ada yang nyantol satu, di BNI. Jadi saya kerja di BNI ini tanpa siapa-siapa, istilahnya tanpa ordal [orang dalam]. Tetapi satu hal, harus yakin dulu, ketika sudah lulus ingin melamar kerja,” katanya.
Selain itu, ketika bekerja Anda mengungkap kebiasaannya yaitu tidak pernah memending pekerjaan untuk pulang kemudian dilanjutkan esok harinya. Menyelesaikan pekerjaan dengan cepat harus dilakukan karena esok hari ia meyakini pasti sudah ada pekerjaan baru lagi.
“Ini etos kerja, jangan pernah menunda pekerjaan karena besok datang pekerjaan lagi. Itu tupoksi saya. Kalau bisa diselesaikan hari itu ya selesaikan. Lalu bekerja harus ikhlas dan tulus,” kata wanita yang juga menjabat Ketua Umum Kafegama MM ini.
Setelah di BNI selama 15 tahun, Tri Andayani kemudian menjadi Direktur Keuangan & SDM PT Len Industri (Persero) dan dari tahun 2017 hingga tahun 2019 sebagai Direktur Keuangan PT PELNI (Persero). Sempat ditugaskan di Direktur Marketing & Pengembangan Bisnis PT Phaspros saat Covid-19. Di usia 40 tahun ia sudah menjadi direksi BUMN.
Anda memiliki prinsip jangan pernah menghindari tantangan dan kesempatan. Karena tantangan dan kesempatan itu bagian dari pendewasaan baik secara personal maupun karier. Selain itu ketika ditempatkan di manapun harus ada legacy atau warisan yang bermanfaat.
BACA JUGA : Alumni UGM Beradu di Pemilu 2024, Ini Kata Kagama..
Menurutnya model kepemimpinan harus menganut praktik yang dinamis. Karena strategi yang diterapkan di satu perusahaan bisa berhasil namun belum tentu cocok dipakai di perusahaan lain. “Misalnya kalau di PELNI saya treatment seperti perbankan, ya tidur semua, jadi harus semi militer, maka kepemimpinan harus menyesuaikan kondisi. Model kepemimpinan di tempat kerja kita, ya dinamis,” ucapnya.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Alumni UGM Arie Sujito berharap kePada para calon peserta wisuda ketika sudah terjun ke berbagai bidang, baik di pemerintahan maupun sektor swasta memberikan kontribusinya serta manfaat bagi masyarakat. Arie juga mengingatkan tantangan ke depan yang semakin beragam sehingga ilmu pengetahuan harus yang didapatkan harus dikembangkan.
“Selain itu terpentingnya harus menerapkan ilmu yang didapatkan dan mengembangkannya di tengah masyarakat. Kata kuncinya, manfaatkan pengetahuan, kemudian nilai-niali UGM sebagai universitas pancasila. Jadi harus bermanfaat tidak hanya kepada elite namun juga terpenting kepada masyarakat,” ujarnya.
BACA JUGA : Hadiri Dies Natalis UGM, Ganjar Ucapkan Selamat kepada Almamater
Wakil Sekjen Bidang V Pengurus Pusat Kagama Yanri Wijayanti Subronto mengatakan pentingnya ikut berorganisasi seperti Kagama. Karena dengan berorganisasi banyak memberikan manfaat. Organisasi Kagama sudah ada di seluruh nusantara hingga level paling baawah, bahkan di beberapa negara sudah ada pengurusnya.
“Seperti saya ngapain dokter repot-repot ngurus organisasi, tapi ternyata itulah yang bisa membuat kita melanglang buana justru organisasi,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News