Sport

Pelajar di Gunungkidul Dilatih Jadi Pelaku Ekonomi Kreatif

×

Pelajar di Gunungkidul Dilatih Jadi Pelaku Ekonomi Kreatif

Sebarkan artikel ini



Cerp-lechapus.net, GUNUNGKIDUL—Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Gunungkidul memberikan pelatihan peningkatan ekonomi kreatif kepada 40 pelajar dari dua belas sekolah se-Gunungkidul. Pelatihan ini diberikan selama tiga hari sejak Selasa, (23/7).

Hari pertama, peserta mendapat pelatihan seni pertunjukan, seni rupa, dan fashion. Hari kedua, peserta akan mendapat pelatihan fotografi, kriya batik, dan pemasaran. Pada hari ketiga, peserta akan melakukan praktek kerajinan tenun di Gamplong, Kabupaten Sleman.

BACA JUGA : Pemeran IFBC 2024 Digelar, Dorong Kemudahan Bisnis Bagi Wirausaha

Kepala Bidang Ekonomi Kreatif dan Industri Pariwisata Dispar Gunungkidul, Hari Susanto mengatakan ada 3.080 jenis usaha ekraf dari 17 subsektor di Gunungkidul. Adapun pelaku ekraf ada 15.000 temasuk pegawai atau karyawan.

Hari menjelaskan pelatihan ekosistem ekonomi kreatif ini, selain mengenalkan potensi ekonomi kreatif di Kabupaten Gunungkidul kepada pelajar di Kabupaten Gunungkidul, juga meningkatkan minat dan bakat pelajar Bumi Handayani terhadap pengembangan ekosistem ekonomi kreatif.

“Pelajar yang ikut jenjang SMA/SMK. Dari seluruh kapanewon. Konsep kami kan untuk mengenalkan ekosistem ekraf dan regenerasi penerus,” kata Hari dihubungi, Selasa, (23/7).

Kepala Dispar Gunungkidul, Oneng Windu Wardana mengatakan ekraf menjadi perwujudan nilai tambah kekayaan intelektual yang bersumber dari kreativitas manusia.

Menurut dia, ekonomi kreatif dipandang sebagai suatu ekosistem di mana di dalamnya terdapat hubungan saling bergantung di antara rantai nilai kreatif (creative value chain), lingkungan pengembangan (nurturance environment), pasar (market), dan dokumentasi  (archiving).

Konsep rantai nilai, kata Windu mengacu pada semua kegiatan yang menambah nilai pada produk atau layanan melalui berbagai tahap produksi, mulai dari desain, pengembangan, bahan baku dan input, pemrosesan, hingga kegiatan pemasaran dan paska penjualan.

BACA JUGA : Gerakan Momenku Siap Berkemas, Cara Disdikpora DIY Bentuk Wirausaha sejak Muda

Agar peserta dapat tertarik menekui dunia ekraf, mereka perlu mengenal dan memahami ekraf. Tiga metode penting yang dapat diterapkan oleh peserta yaitu amati, tiru, dan modifikasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *