Sport

Relokasi Jilid II, Pedagang Teras Malioboro 2 Tetap Ngotot Minta Dilibatkan dalam Pembahasan

×

Relokasi Jilid II, Pedagang Teras Malioboro 2 Tetap Ngotot Minta Dilibatkan dalam Pembahasan

Sebarkan artikel ini



Cerp-lechapus.net, JOGJA—Pedagang Teras Malioboro 2 menggelar aksi protes pada Sabtu (13/4/2024) malam WIB. Aksi protes ini merupakan buntut dari penolakan pedagang atas rencana relokasi jilid 2.

Ketua Paguyuban Pedagang Tri Dharma, Arif Usman menuturkan aksi protes itu tak ujug-ujug terjadi. Ini merupakan proses panjang dan imbas dari tuntutan yang tak kunjung didengarkan.

Usman mengaku pihaknya hanya menuntut untuk dilibatkan pada proses relokasi yang akan datang. Sebab, menurutnya selama ini tak ada keterlibatan pedagang Teras Malioboro 2 pada rencana relokasi itu.

Usman telah bersurat kepada Pemkot Jogja maupun Pemda DIY. Tuntutan ini telah dilayangkan sejak 18 Oktober 2023. Namun, hingga saat ini pedagang masih saja tak dilibatkan pada rencana relokasi ini.

“Jadi, kami minta [pemerintah] duduk bareng dengan kami. Bukan komunikasi satu arah yang selama ini memang pihak terkait itu lakukan. Kami ingin komunikasi dua arah seperti apa ke depannya,” tutur Usman saat dikonfirmasi, Minggu (14/7).

Komunikasi antara pedagang dengan jajaran pemerintah terakhir dilakukan pada 5 Juli 2024. Saat itu komunikasi dilakukan di DPRD DIY.

Namun, jajaran Pemkot Jogja saat itu tak hadir. Di sisi lain, Usman mengaku belum ada kejelasan mendetail soal lokasi relokasi.

Dia hanya tahu, nantinya tempat yang baru akan terdiri dari tiga lantai. Lapak kuliner nantinya ditempatkan di bangunan terpisah dan hanya satu lantai.

“Itu kan sangat mencederai. Selama ini pasar-pasar modern itu kan kuliner ataupun lesehan akan selalu ditempatkan di atas supaya sirkulasi pengunjung bisa berjalan baik. Itu bukan relokasi yang mensejahterakan,” tuturnya.

Usman menjelaskan kondisi Teras Malioboro 2 sebenarnya tak kondusif. Sebab, menurutnya di dalam panas dan sirkulasi pembeli juga kurang merata. Pedagang di sisi depan akan lebih banyak mendapatkan pemasukan. Sementara, lapak di sisi belakang bahkan bisa selama satu minggu tak ada pemasukan sama sekali. Pedagang juga dijanjikan akan ada evaluasi Teras Malioboro pada tahun kedua. Namun, hasilnya nihil.

“Kenyataannya kan tidak pernah ada evaluasi sama sekali,” ucapnya.

Usman memastikan pemasukan pedagang anjlok sejak pindah ke Teras Malioboro 2. Saat menggelar lapak di trotoar, pedagang bisa mendapatkan pemasukan hingga membeli aset.

Namun, kini yang terjadi justru sebaliknya. Pedagang harus menjual aset hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Pendapatan bukan menurun tapi benar-benar anjlok. Itu juga tidak menjadi perhatian dari pemangku kebijakan. Itu yang menjadi harapan kita, kita dilibatkan,” ungkapnya.

Dia berharap, pemerintah bisa memperhatikan nasib pedagang Teras Malioboro 2. Usman juga menegaskan, dia dan pedagang lainnya sejatinya dengan senang hati untuk direlokasi, selama mereka dilibatkan dalam prosesnya.

“Harapannya tadi, simpel, sepele. Kita diajak bicara, kita didudukan. Posisi relokasi berikutnya adalah posisi yang benar-benar partisipatif bukan satu arah,” harapnya.

Sebelumnya, Plh. Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY, Wisnu Hermawan mengatakan proses pembangunan gedung baru tempat relokasi pedagang Teras Malioboro 2 itu sudah dimulai beberapa waktu lalu serentak di dua lokasi tersebut.  “Jadi sekarang prosesnya sudah tahap konstruksi dan juga ada tahap pembangunan oleh pihak ketiga sesuai hasil lelang,” katanya, Kamis (11/7/2024). 

Sesuai kontrak, pengerjaan akan memakan waktu kurang lebih enam bulan atau sampai akhir tahun mendatang. Setelahnya Dinkop UKM DIY bakal melanjutkan ke tahap berikutnya dengan berkoordinasi bersama Pemkot Jogja. 

“Nanti kami lihat dulu harapannya tahun depan proses penempatan sudah bisa dicoba atau belum. Harapannya nanti semua tentu proses relokasi berjalan aman dan nyaman semuanya bisa dirembuk,” katanya. 

Adapun lahan tempat relokasi pedagang Teras Malioboro 2 itu yang berada di dua lokasi tersebut nantinya seluas 8.000 m². Pembangunan dirancang tidak semuanya penuh dengan bangunan, tapi juga disediakan fasilitas berupa ruang terbuka hijau dan lain sebagainya. 

“Masing-masing gedung baik yang di belakang Ramayana atau dekat Teras Malioboro 1 nantinya dibuat tiga lantai dengan anggaran mencapai Rp70 miliar,” ujarnya. 

BACA JUGA: Protes Pedagang Berujung Ribut Gerbang Teras Malioboro 2 Dikunci di Sisi Barat, Ada yang Berdagang di Pagar

Menurut Wisnu, gedung yang berlokasi di Jalan Ketandan akan dikonsep mengarah ke bangunan Chinese sesuai dengan karakteristik wilayahnya. Sementara yang di dekat Teras Malioboro berkonsep bangunan Indische. “Kalau pembagian lapak itu dari Pemkot Jogja yang urus, kami hanya menyediakan lokasi dan gedung,” pungkas Wisnu. 

Diberitakan sebelumnya, aksi protes pedagang Teras Malioboro 2 berakhir ricuh, Sabtu malam. Salah satu pedagang Teras Malioboro 2, Wiji mengaku saat itu dia dan pedagang lainnya terpaksa harus kembali menggelar lapak di trotoar Malioboro.

Sebab, dia merasakan penurunan penjualan yang sangat drastis sejak pindah ke TM 2. Hari ini, Wiji bersama pedagang lainnya berencana kembali turun ke trotoar Malioboro.

Namun, pintu Teras Malioboro 2 ditutup di sisi barat, sehingga pedagang tak bisa keluar ke arah Malioboro. Pedagang lalu menjajakan dagangan di pagar Teras Malioboro 2. “Di dalam enggak laku. Kami protes sama DPR tapi tidak ada tanggapan. Kami protes,” keluhnya, Sabtu.

Sementara Kepala UPT Kawasan Cagar Budaya Kota Jogja Ekwanto yang ada di lokasi keributan di Teras Malioboro 2 mengatakan penutupan pintu Teras Malioboro 2 merupakan bagian dari penegakan aturan. Ini sebagai langkah antisipasi pedagang agar tak lagi menggelar lapaknya di trotoar Malioboro.

Pasalnya, pedagang sejatinya tak boleh lagi berjualan di trotoar. “Karena Anda tadi dan teman-teman mau jualan di luar. Itu yang saya lakukan tadi (penutupan pintu),” ujar Ekwanto kepada para pedagang, Sabtu malam.

Pedagang juga sempat bertanya soal ketidakhadiran Ekwanto saat audiensi pedagang dengan DPRD Kota Jogja beberapa waktu lalu. Ekwanto menyebut saat itu dia tengah cuti. “Saya waktu itu cuti, bisa dicek,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *