Sport

Sejak Januari, Sudah Ada Belasan Wisatawan Terseret Ombak Laut Selatan di Gunungkidul

×

Sejak Januari, Sudah Ada Belasan Wisatawan Terseret Ombak Laut Selatan di Gunungkidul

Sebarkan artikel ini



Cerp-lechapus.net, GUNUNGKIDUL—SAR Satlinmas Rescue Istimewa (SRI) Wilayah Operasi II Pantai Baron menyampaikan ada delapan belas orang yang menjadi korban kecelakaan laut (laka laut) sejak Januari 2024. Dari jumlah ini, 17 di antaranya merupakan wisatawan.

Koordinator SAR SRI Pantai Baron, Marjono mengatakan ada tiga korban meninggal dari laka laut tersebut ada tiga orang. Lalu, ada satu penemuan jenazah bocah laki-laki di Pantai Baron yang hingga saat ini belum diketahui identitasnya.

Menurut Marjono, laka laut yang terjadi selama enam bulan terakhir ini karena faktor kelalaian.

Adapun jumlah laka laut dalam periode sama yang terjadi di Wilayah Operasi I Pantai Sadeng hingga Ngitun mencapai lima kejadian. Laka laut tersebut antara lain di Pantai Jungwok dengan korban meninggal satu warga lokal yang sedang memancing; kedua, Pantai Watu Lumbung dengan satu orang korban selamat; ketiga, Pantai Sadeng dengan korban tiga orang selamat; keempat, Pantai Sadeng dengan korban dua orang selamat; dan Pantai Sadeng dengan dua korban meninggal dunia.

SAR selama ini mengupayakan tindakan pencegahan melalui pengeras suara atau toa. Hanya, pengeras suara ini dianggap masih kurang. Per 18 Januari 2024, hanya ada delapan pantai yang memiliki pengeras suara. Padahal, ada 37 pantai di Gunungkidul menurut Marjono.

Pembinaan dan fasilitasi SAR SRI Wilayah Operasi I dan II berada di bawah Satpol PP Gunungkidul.

Kepala Satpol PP Gunungkidul, Edy Basuki mengatakan pihaknya memang belum dapat melakukan pengadaan pengeras suara tahun ini. Pasalnya, akhir 2023, Kementerian Dalam Negeri telah memberikan bantuan pengeras suara.

Wilayah Operasi I mendapat enam toa dan II mendapat delapan toa menyusul jumlah pantai yang diawasi lebih banyak.

Tahun lalu, Satpol PP Gunungkidul mengusulkan pendanaan dana Istimewa untuk membangun pos jaga di Pantai Krakal. Selain usulan pengadaan juga untuk peralatan penyelaman. “Kalau mengusulkan toa tidak bisa, karena ya tahun lalu sudah dapat toa. Makanya kami mengajukan sarana prasarana lain,” kata Edy ditemui di kantornya, Kamis, (11/7/2024).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *