Cerp-lechapus.net, KULONPROGO—Rencana menjadikan angkutan perdesaan sebagai angkutan sekolah di Kulonprogo mendapat dukungan para sopir angkot. Dukungan itu lantaran kondisi angkutan pedesaan di Kulonprogo hampir mati.
Perwakilan sopir angkutan perdesaan, Sugeng Raharjo yang sehari-hari beroperasi di Kalibawang ini menyebut pihaknya sangat mendukung rencana tersebut. Pasalnya banyak angkutan perdesaan di Kalibawang yang sudah mulai berhenti.
Sugeng menyebut pada 2022 silam terdapat 11 armada angkutan perdesaan yang beroperasi, lalu menyusut jadi delapan pada 2023 kemarin, kini tinggal enam sopir yang masih mempertahankan profesinya sebagai angkutan perdesaan. “Kami sangat mendukung rencana program ini, kami juga sudah diundang Dinas Perhubungan (Dishub) untuk merencanakan teknisnya,” ujarnya, Jumat (28/6/2024).
Kondisi kritis angkutan pedesaan makin parah, jelas Sugeng, terjadi sejak Covid-19 pada 2020 silam. Sejak itu armada dan sopir angkot makin berkurang, sehingga rencana angkutan sekolah ini didukung karena dinilai menghidupkan kembali angkutan perdesaan.
Para sopir angkutan pedesaan di Kulonprogo, lanjut Sugeng, juga sudah terhimpun dalam koperasi lagi karena dinilai tak mendapatkan keuntungan. “Dulu kami punya koperasi, sekarang sudah tidak karena hanya rugi saja adanya,” ungkapnya.
Guna mendukung rencana angkutan sekolah itu, sambung Sugeng, para sopir angkot kini merencanakan membentuk koperasi baru. “Kalau tidak bikin koperasi baru, maka kami akan gabung ke koperasi yang masih ada, sedang dikoordinasikan ini,” terangnya.
BACA JUGA: Sepi Penumpang, Rute dan Armada Angkutan Umum di Bantul Akan Dikurangi
Kepala Bidang Angkutan Dishub Kulonprogo, Sri Wahyuniarto menjelaskan tengah menggodok rencana program angkutan sekolah tersebut. Rencananya program ini akan didanai Dana Keistimewaan (Danais) yang direalisasikan pada 2026 nanti.
Tujuan program yang tengah direncanakan tersebut, jelas Wahyuniarto, untuk menghidupkan lagi angkutan pedesaan dan memberikan kemudahan akses bagi siswa di Kulonprogo. Berkaca dari program bus sekolah yang animonya tinggi meskipun sudah lebih dari dua tahun berlangsung, Dishub yakin angkutan sekolah akan sukses.
Berbeda dengan bus sekolah yang seluruhnya dikelola Dishub Kulonprogo, lanjut Wahyuniarto, angkutan sekolah akan kerja sama dengan pihak ketiga yaitu angkutan pedesaan. “Nanti tinggal bikin perjanjian kerja sama yang isinya para sopir angkot ini akan menjemput para siswa pada jam-jam yang sudah disepakati,” paparnya.
Sebagai proyek percontohan, sambung Wahyuniarto, pelaksanaan program angkutan sekolah akan menggunakan track jalur Kalibawang-Sentolo. “Nanti dibagi dalam dua jalur, yaitu Janggalan ke Dekso, lalu Dekso ke Sentolo sebagai percontohan.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News