Sport

Penanggulangan Zoonosis di DIY Butuh Partisipasi Masyarakat

×

Penanggulangan Zoonosis di DIY Butuh Partisipasi Masyarakat

Sebarkan artikel ini



JOGJA—Penyakit zoonosis yang ditularkan oleh hewan beberapa kali pernah ditemukan di DIY. Butuh partisipasi masyarakat dalam mencegah penyebaran zoonosis. Materi ini dibahas dalam Podcast Diseminasi Konten Positif yang digelar Dinas Komunikasi dan Informatika DIY bertema Pengendalian dan Penanggulangan Zoonosis, Rabu (12/6/2024). Diskusi ini disiarkan langsung melalui Youtube Kominfo DIY dan Harian Jogja.

Anggota DPRD DIY Yuni Satiya Rahayu mengatakan legislatif berusaha memastikan melalui dinas terkait bahwa penyakit yang muncul lewat hewan bisa diselesaikan dengan baik. Jika penanganan penyakit jenis ini yang aktif hanya dinas atau pemerintah tanpa keterlibatan masyarakat maka sulit untuk dicegah atau dibasmi.

“Partisipasi masyarakat dalam menanggulangi penyakit zoonosis ini sangat penting. Melaporkan jika di wilayahnya ada temuan jenis penyakit hewan seperti antraks, rabies dan lainnya. Karena di kota-kota lain banyak ditemukan rabies misalnya,” katanya dalam podcast tersebut.

BACA JUGA : Pemda DIY Waspadai Sebaran Wabah Zoonosis, Masyarakat Diimbau Kendalikan Perilaku

DPRD DIY siap mendukung berbagai regulasi dan dukungan anggaran jika dibutuhkan. Selain itu legislatif juga melakukan kunjungan lapangan pada wilayah tertentu terkena dampak penyakit disebabkan hewan melalui koordinasi dengan dinas terkait serta kalurahan. Hal itu dilakukan sebagai edukasi agar ketika ditemukan penyakit hewan bisa melakukan langkah-langkah penanganan yang tepat.

“Kami berusaha memastikan ketersediaan anggaran, DIY memang terbatas anggarannya, sangat tertolong dengan dana keistimewaan. Karena danais ini bisa digunakan untuk mengatasi berbagai persoalan di level lokal DIY, yang penting harus ada keterserapan program,” ucapnya.

Persatuan Dokter Hewan Indonesia DIY Muhammad Arfiansyah Listyawan mengatakan sejumlah penyakit zoonosis yang menjadi prioritas adalah antraks yang juga masih ada kasusnya di DIY. Selain itu prioritas lain adalah rabies, avian influenza atau flu burung, lepstospirosis, coronavirus hingga tuberkulosis.

“Antraks itu penyebabnya bakteri, bisa disembuhkan dengan antibiotik. Masalahnya ketika di hewan, masa inkubasinya sangat cepat, 0-1 hari, jadi misal tertular Antraks pagi, malamnya sudah mati [hewannya]. Karena di tubuh sapi terjadi perdarahan besar-besaran,” katanya.

Hal yang harus disadari masyarakat adalah ketika mendapati hewan ternak mendadak mati jangan sekali-kali disembelih untuk dikonsumsi. Karena kalau disembelih dibuka dikuliti maka bakteri terekspose oleh udara dan membentuk spora yang bisa bertahan 50 tahun.

“Oleh karena itu butuh partisipasi masyarakat untuk mencegah zoonosis ini, kalau ada sapi atau ternak mendadak mati tolong dikubur. Kalau itu benar-benar Antraks lalu dikubur maka bakteri akan ikut mati bersama sapinya,” katanya.

Dosen dan Peneliti FKKMK UGM Risalia Reni Arisanti mengatakan zoonosis bisa menular tidak hanya dari hewan yang dipelihara seperti ternak namun juga bisa dari hewan liar lainnya. Salah satu potensi penularan selain hewan ternak, biasanya melalui sampah. Ia mencontohkan keberadaan sampah memungkinkan potensi zoonois leptospirosis karena ada tikus sebagai pembawa.

BACA JUGA : Tak Mau Kecolongan Penyakit Zoonosis Saat Iduladha, Ini yang Dilakukan Pemkab Gunungkidul

“Selain itu misalnya ada kecoa lalat itu juga berpotensi mebawa penyakit, yang paling sering biasanya terkait saluran pencernaan. Oleh karena kesadaran dan partisipasi untuk menjaga kebersihan sangat penting,” katanya.

Sudarisman Lurah Banyuraden Gamping Sleman mengaku berterima kasih kalurahannya menjadi salah satu titik yang disasar untuk diseminasi konten postif yang digelar Diskominfo DIY khususnya untuk pembahasan penanggulangan penyakit zoonosis. “Sehingga masyarakat awam menjadi tahu bagaimana mengantisipasi atau mencegah penyakit yang menular dari hewan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *