Cerp-lechapus.net, UMBULHARJO—Tumpukan sampah di depo-depo maupun di tepian jalan masih terus bermunculan di Kota Jogja.
Penjabat Wali Kota Jogja Sugeng Purwanto menyebut ini merupakan imbas dari tutupnya TPA Piyungan. Selain itu, tiga lokasi pengolahan sampah di Kota Jogja yaitu TPS 3R Nitikan, Kranon, dan Karangmiri masih terbatas kuotanya. Sugeng mengatakan saat ini baru mampu mengolah sebanyak 140-160 ton perhari. Sementara jumlah produksi sampah di Kota Jogja mencapai 200 ton.
Kondisi inilah yang mengakibatkan sampah di depo selalu menumpuk. Belum lagi, depo juga masih menampung sampah-sampah sisa sebelum tiga RPS 3R belum beroperasi.
“Mesti di depo-depo masih ada sisa tumpukan yang belum terangkut, termasuk bagian dari sisa tumukan yang terdahulu, yang mana di 3 titik itu belum mulai operasional. Sekarang 3 titik itu baru 80 persen,” ujar Sugeng saat ditemui di DPRD Kota Jogja, Jumat (7/6/2024).
Sugeng berkomitmen untuk tetap mengangkut tumpukan sampah, baik di depo maupun di tepi jalan. Penyisiran akan tetap dilakukan. Paling tidak, lanjut Sugeng, sampah akan diletakkan di depo terdekat untuk selanjutnya ikut jadwal pengangkutan sampah.
“Minimal kita pos-kan di depo dulu. Dari depo nanti dilakukan pengolahan ke 3 titik itu atau di lokasi yang dimungkinkan,” imbuhnya.
Baca Juga
Sampah Menumpuk di Jogja, Pemda DIY Terpaksa Buka TPA Piyungan
DPRD Kota Jogja Anggarkan Pengadaan 2 Mesin Insinerator, Ditargetkan Siap Pakai Tahun Depan
Sulit Tuntaskan Tumpukan Sampah di Jalan, Pemkot Jogja Step by Step Olah Sampah
Di sisi lain, pihaknya masih terus melakukan pemantauan terhadap implementasi gerakan pengolahan sampah di wilayah. Sugeng tak memungkiri, ada sebagian masyarakat yang mulai kendor melakukan gerakan Mbah Dirjo dan optimalisasi bank sampah. Namun, ada juga yang masih gencar melakukan gerakan itu.
“Tapi tetap didorong untuk tidak sampai ke TPST. Harusnya selesai di bank-bank yang sampah dikelola oleh RW,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News