Cerp-lechapus.net, JAKARTA—Survei Hewlett Packard Enterprise (HPE) mengungkap sebanyak 21% proyek kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) gagal tereksekusi sepanjang 2023.
Regional Sales Director Hewlett Packard Enterprise Gwee Yee Teong mengatakan 1 dari 5 proyek AI mengalami kegagalan dengan alasan utamanya karena tidak sesuai dengan ekspektasi. Adapun sisanya, disebabkan oleh persoalan teknis seperti pengujian.
“Sebanyak 31% teknologi AI tidak bekerja seperti yang diharapkan atau dijanjikan, 27% disebabkan oleh tantangan penyebaran model Al, dan 26% karena tantangan pengujian model Al,” kata Teong dalam acara Financial Forum 2024 bertajuk Empowering The Future of Banking With AI di Jakarta, Selasa (30/7/2024).
BACA JUGA : FSMR ISI Jogja Gelar Seminar Akselerasi serta Refleksi Seni dan Media di Era Kecerdasan Buatan
Teong merincikan kegagalan proyek AI sepanjang 2023 juga disebabkan oleh kurangnya staf yang ahli di ranah AI, yakni sebanyak 26%. Serta, 26% disebabkan karena harapan yang tidak realistis. “Jadi kami menyadari bahwa ada kekurangan keterampilan AI di seluruh industri. Jadi menyusun rencana untuk pelatihan dan re-skilling itu penting,” katanya.
Di samping itu, dukungan C-level juga penting untuk memastikan keberhasilan dalam mengadopsi teknologi AI. Adanya lima hambatan dalam mengadopsi AI, yakni sebanyak kepercayaan atau bias dalam data (32%), kurangnya personil yang terampil (32%), biaya solusi (29%), operasionalisasi kerangka kerja Al (28%), dan kesulitan memilih algoritma yang tepat (24%).
Padahal, survei yang dilakukan HPE bersama dengan IDC menunjukkan bahwa 92% organisasi di Asia Pasifik telah menggunakan teknologi AI. “Kami telah melihat perusahaan mengubah anggaran atau menempatkan proyek AI pada prioritas yang lebih tinggi, jadi kami telah melihat pengeluaran di sana,” ujarnya.
BACA JUGA : AI Memicu Gelombang PHK, Perlukah Dunia Bisnis Panik?
Teong mengungkapkan ada berbagai jenis macam penggunaan AI pada setiap lini bisnis. Misalnya, penggunaan AI untuk meningkatkan produktivitas dan mendorong efisiensi operasional. Alhasil, perusahaan akan menghemat biaya dan produktivitas, lebih cepat selesai, serta kontrol rendah terhadap tata kelola, keamanan, dan data.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News