Cerp-lechapus.net, SLEMAN—Sampah plastik tak melulu menjadi masalah. Di Bank Sampah Go-Green di Padukuhan Cupuwatu II, Purwomartani, Kalasan berhasil diolah menjadi solar.
Suasana di basecamp Bank Sampah Go-Green di Padukuhan Cupuwatu II di Kalurahan Purwomartani pada Rabu (26/6/2024) lebih ramai dari biasanya. Maklum ada kunjungan wisata edukasi dari puluhan anak yang tergabung dalam Komunitas Rumah Baca Ataria.
Kehadiran mereka untuk mengisi liburan sekolah sekaligus mengenal tentang pengelolaan sampah yang dilakukan di bank sampah. Dalam kegiatan ini, peserta tidak hanya diberikan wawasan tentang sampah mulai dari bahaya hingga cara penanganan agar tidak menjadi masalah, tapi juga diajak bermain game pemilahan sampah.
Anak-anak pun bersemangat dengan silih berganti mengikuti permainan. Setiap peserta dibentuk kelompok untuk kemudian bergantian melakukan pemilahan sampah secara bergantian dari tumpukan sampah ke tempat-tempat yang telah disediakan sesuai dengan kategorinya.
Tak jauh dari area permainan, terdapat sebuah tenda yang dibangun menggunakan rangka baja ringan. Di tempat ini terdapat sebuah mesin yang terbuat dari stainless stell dengan tinggi sekitar 1,5 meter dan panjang sekitar satu meter.
Di bagian atas katup yang bisa dibuka tutup yang berfungsi memasukan sampah untuk proses pengolahan. Sedangkan di bagian samping terdapat pipa-pipa sebagai saluran yang mengeluarkan BBM dari hasil pengolahan.
Mesin ini memiliki kapasitas 20 kilogram dan dikenal dengan mesin pirolisis. Melalui alat ini bisa mengolah sampah plastik menjadi BBM yang dioperasikan sejak awal bulan ini.
BBM yang dihasilkan juga bisa bervariasi mulai dari model pertamax hingga dexlite atau solar premium. Proses pengolahan juga mudah karena sampah-sampah plastic tinggal dimasukan ke mesin dan secara otomatis akan memrosesnya hingga menjadi dexlite atau pertamax.
Untuk menghasilkan BBM dibutuhkan waktu sekitar lima sampai enam jam sekali pengolahan. Pengoperasian mesin menggunakan dua model.
BACA JUGA: Didukung Danais, Desentralisasi Pengelolaan Sampah di Sleman Terus Dioptimalkan
Daya listrik dipergunakan untuk menjalankan mesin secara umum. Namun juga membutuhkan bantuan gas yang berfungsi dalam proses pembakaran sampah didalam mesin.
Saat mesin ini dioperasikan, pengcekan rutin harus dilakukan setiap 30 menit sekali. Pengecekan untuk memastikan suhu pembakaran sesuai dengan standar sehingga pengolahan bisa berjalan dengan sempurna.
Pendiri Bank Sampah Go-Green, Supriyani Wulandari mengatakan, keberadaan mesin pirolisis untuk mengolah sampah menjadi BBM menjadi daya tarik tersendiri di Bank Sampah Go-Green. Pasalnya, sarana ini belum ada di wilayah lain di DIY karena sistem pengolahan yang ramah lingkungan.
“Tidak hanya BBM yang dihasilkan karena uap dari pengolahan juga bisa dipergunakan memasak. Sedangkan residunya berupa briket bisa untuk bahan kerajinan,” kata Dhani, sapaan akrabnya, Selasa siang.
Menurut dia, keberadaan mesin pirolisis ini juga sebagai percontohan serta mendukung kegiatan get the fest 2024 yang berlangsung di Candi Prambanan pada Oktober mendatang. Rencannya kebutuhan BBM untuk acara sepenuhnya menggunakan hasil pengolahan sampah di Bank Sampah Go-Green.
“Dari sejak pertama beroperasi, kita sudah mengolah sampah plastic sebanyak hampir 200 kilo dan menghasilkan dexlite 140 liter. Sebenarnya, dari mesin ini juga bisa menghasilkan pertamax, tapi karena acara Get Festival pengoperasiannya dengan disel, maka yang diproduksi hanya jenis solar [dexlite],” ungkapnya.
Ia mengakui keberadaan mesin pengolahan sampah menjadi BBM disambut baik oleh warga. Pasalnya, warga dengan sukarela mendonasikan sampah plastic yang dimiliki ke basecamp tempat pengolahan.
Hingga saat ini, Dhani mencatat mengumpulkan sampah dari warga maupun komunitas mencapai 580 kilogram. “Jenisnya ada sampah mie instan, kresek, sedotan dan lainnya. Jadi, sampah tidak hanya berasal dari warga di sekitar bank sampah, tapi juga dari Lokasi lain,” katanya.
Menurut dia, keberadaan mesin ini sangat membantu Masyarakat karena sampah plastik yang diolah bisa didonasikan ke bank sampah. “Jadi bisa menjadi Solusi mengurangi sampah. Di sisi lain, juga ada manfaatnya karena bisa menghasilkan BBM,” katanya.
Dhani berharap pengolahan model seperti ini bisa diaplikasikan oleh pemerintah seperti kabupaten maupun kalurahan. Pasalnya, ia menyakini memberikan banyak manfaat di Masyarakat karena bisa menjadi sumber energi terbarukan.
“Untuk BBM yang dihasilkan juga tidak perlu dikhawatirkan karena sudah teruji oleh tim dari Pertamina. Untuk mesinnya, kami operasikan sehari dua kali,” katanya.
BACA JUGA: Penegakan Hukum Terhadap Pembuang Sampah Liar di Sleman Terus Digalakkan
Founder Yayasan Get Plastic Indonesia, Dimas Bagus Wijanarko mengatakan, persoalan sampah menjadi perhatian serius karena dinilai sudah memasuki kategori darurat. Kondisi ini menjadi tugas besar yang harus ditangani masyarakat bersama pemerintah setempat.
Untuk mengatasi masalah ini, ia menawarkan tekonologi pengolahan sampah plastic menjadi BBM seperti bensin hingga solar. Pengolahan ini menggunakan mesin pirolisis milik Yayasan Get Plastic Indonesia.
“Kami bekerjasama dengan Bank Sampah Go Green di Purwomartani. Nanti warga diajari cara pengolahannya,” katanya, Senin (3/6/2024).
Menurut dia, pengolahan sampah plastik menjadi BBM ini bisa menjadi Solusi dan sejalan dengan Perda DIY No.3/2013 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga dengan memanfaatkan teknologi yang ramah lingkungan.
Menurut Dimas, solusi ini membutuhkan peran masyarakat sekitar untuk menyadari bahwa pemilahan sampah dari sumber yang berasal dari rumah tangga, pelaku usaha F&B (Food and Beverage), bank sampah, sekolah, maupun kegiatan kebersihan. Untuk prosesnya cukup mudah, sampah plastik yang telah dikeringkan dimasukan ke mesin.
“Untuk mesin yang digunkan berkapasitas 20 kilogram. Sekilo sampah plastik bisa menghasilkan satu liter BBM apabila dioperasikan secara maksimal,” katanya.
Menurut dia, hasil pengolahan ini sudah dibuktikan dan bisa dipergunakan untuk BBM. “Sudah kami ujicoba ke mobil Chevrolet keluaran 80an dan bisa berjalan dengan baik,” katanya.
Ke depannya, BBM hasil olahan sampah plastik dari masyarakat ini akan digunakan menjadi bahan bakar Bus Trans Jogja. Harapannya ini bisa diwujudkan sehingga ada asas kemanfaatan yang diperoleh. “Masih dalam tahap penjajakan dengan Pemerintah Daerah DIY. Kalau ini bisa diwudukan maka DIY bisa terlepas dari status darurat sampah,” katanya.
Lurah Purwomartani, Kalasan, Semiono mendukung penuh adanya program pendampingan untuk mengolah sampah plastic menjadi BBM dari Yayasan Get Plastic Indonesia. Menurut dia, kegiatan ini sangat bermanfaat dikarenakan hasil pengolahan bisa dimanfaatkan untuk operasional kendaraan yang dipergunakan beraktivitas sehari-hari.
“Yang terpenting masalah sampah bisa diselesaikan. Tapi, ada juga manfaat lain dari program pengolahan tersebut sehingga warga bisa terus diberdayakan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News