Sport

Komunikasi Politik Jelang Pilkada Bantul 2024 Masih Cair, Semua Partai Masih Wait and See

×

Komunikasi Politik Jelang Pilkada Bantul 2024 Masih Cair, Semua Partai Masih Wait and See

Sebarkan artikel ini



Cerp-lechapus.net, BANTUL—Komunikasi Politik jelang Pilkada Bantul November 2024 mendatang masih cair. Belum ada partai yang sudah memastikan untuk mengusung bakal calon bupati dan wakil bupati Bantul.

Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Bantul yang juga Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengungkapkan semua partai saat ini masih wait and see

“Saya kira semua partai saat ini masih wait and see ya, masih membangun komunikasi. Keputusan siapa yang akan diusung paling cepat akhir Juli atau Agustus mendatang,” kata Halim saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (17/7/2024).

Halim mengaku dirinya siap untuk kembali maju di Pilkada tahun ini. Kesiapan itu juga dibuktikan dengan telah mengikuti penjaringan bakal calon bupati dan wakil bupati Bantul di sejumlah partai. Namun keputusan akhir tetap ada di Dewan pimpinan Pusat (DPP).

Pihaknya di tingkat cabang ditugaskan untuk membangun komunikasi dengan semua partai politik di Bantul. Komunikasi itu sedang ia lakukan saat ini. Selain di tingkat cabang, masing-masing partai, kata dia, juga menawarkan bakal calon yang bakal diusung termasuk membahas kelanjutan pembangunan Bantul ke depan, serta pola koalisi yang akan dibangun.

Hasil komunikasi tersebut diakuinya bakal dilaporkan ke pengurus pusat.  “Cabang ini kan tidak bisa ambil keputusan. Hanya bisa lakukan komunikasi dan laporkan ke pusat. Yang punya kewenangan itu di DPP,” ucapnya.

BACA JUGA: Pilkada Bantul, Belum Juga Ada Pengerucutan Koalisi Parpol

Ketua DPC PDIP Bantul sekaligus wakil Bupati Bantul saat ini, Joko Purnomo mengatakan, jika dirinya memang telah mendapatkan surat tugas dari DPP PDIP untuk bertarung pada Pilkada Bantul 2024. Joko mengaku penugasan tersebut tidak secara langsung mengharuskannya maju sebagai calon bupati tapi bisa juga sebagai wakil bupati.

“Dan kita harus realistis, jangan jumawa. Artinya PDIP ini harus komunikasi dengan masyarakat dan berkomunikasi dengan partai lainnya,” kata Joko ditemui, Senin (15/7/2024).

Dari komunikasi tersebut, Joko mengaku akan ditemukan, calon dari PDIP ini harus maju sebagai calon bupati, atau wakil bupati. Untuk itu, kata Joko, semua tergantung kepada tergantung dengan sebuah kepentingan besar untuk masyarakat Bantul.

“Sekarang apa gunanya kita harus merebut, kalau nanti tidak bermanfaat bagi masyarakat. Apagunanya, kita buat kerjasama, kalau di tengah jalan ingkar. Ini kan sama saja membohongi masyarakat,” lanjut Joko.

Menurut Joko, kerja sama antarpolitik itu tidak hanya dilakukan ketika menjelang proses Pilkada. Tapi, kerjasama antarpartai politik di Pilkada adalah menjelang pemilihan, pemegang kekuasaan tetap bekerja sama dengan melakukan komitmen untuk membuat program berpihak kepada masyarakat.

“Dengan sharing of power. Nanti, partai yang bekerja sama ini kompetisinya itu setelah masuk Pileg lagi,” terangnya.

Terkait dengan komunikasi dengan Aris Suharyanta yang telah mendapatkan surat tugas dari DPP Partai Gerindra, Joko mengaku jika PDIP selama ini berkomunikasi dengan partai. Ia menyebut, PDIP tidak terbiasa berkomunikasi dengan calon yang maju di Pilkada.

“Karena yang bisa mengusung pasangan itu kan partai politik. Kecuali, jika calon itu ditugaskan untuk berkomunikasi. Saya sebagai Ketua DPC PDIP Bantul dan juga calon, nantinya akan berkomunikasi dengan partai lain. Termasuk dengan Gerindra. Perkara, Gerindra ada calonnya tidak masalah,” terang Joko.

Terpisah, Aris Suharyanta menyatakan saat ini dirinya dan DPC Partai Gerindra Bantul terus melakukan komunikasi dengan sejumlah partai politik, usai mendapatkan surat tugas dari DPP Partai Gerindra. Hanya saja, sampai saat ini, komunikasi yang terbentuk masih cair. “Komunikasi masih terus kami lakukan. Hanya saja, sejauh ini masih cair,” katanya.

BACA JUGA: Pilkada Bantul: Golkar dan Demokrat Bertemu, Menjajaki Koalisi

Sebagaimana diketahui hingga saat ini nama-nama yang muncul ke publik sebagai bakal calon bupati dan wakil bupati adalah Abdul Halim Muslih, Joko Purnomo, Untoro Hariadi, Agus Santoso , Amin Purnomo, Muhammad Ali Yusuf Rasyid, Mujiat 2, Bejo WTP.

Dua nama teratas yang paling popular Abdul Halim Muslih (PKB) dan Joko Purnomo (PDIP). Dari hasil survei Internal Golkar melalui pihak ketiga menempatkan Halim di posisi pertama baik dari elektabilitas maupun kepopuleran di masyarakat. Survei dilakukan pada 6-15 Mei 2024 lalu.

Menanggapi hasil survei tersebut, Halim mengatakan hasil survei semacam medical check up kesehatan secara berkala yang bisa berubah sewaktu-waktu, jika tidak dirawat dengan baik hasilnya bisa berubah. “Hasil survei itu semacam cek kesehatan, misalnya hari ini tensinya bagus, kolesterolnya bagus, asam uratnya bagus. Kemudian jika pola makan tidak diperhatikan bisa jadi hasilnya berubah di kemudian hari,” ujarnya.

Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) PKS Bantul Agung Laksmono mengungkapkan, peluang membentuk poros ketiga ada. Hanya saja, sampai saat ini baru sebatas wacana. Sedangkan komunikasi antarpartai pun masih cair. “Jadi semua masih cair, belum ada kejelasan. Termasuk wacana poros ketiga,” katanya.

Sementara Ketua DPC Partai Demokrat Bantul, Ronny Wijaya menyatakan sampai saat ini komunikasi politik masih terus dilakukan kepada sejumlah partai. Hal itu dilakukan untuk penjajakan koalisi pada Pilkada Bantul 2024. Salah satunya adalah berkomunikasi dengan DPD Golkar Bantul.

“Sampai saat ini memang belum ada pembicaraan mengenai siapa tokoh yang akan diusung,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *